A. Pentingnya Taat kepada Aturan
Taat memiliki arti tunduk (kepada Allah Swt., pemerintah, dsb.) tidak berlaku
curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus
dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan
yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya.
Di sekolah terdapat aturan, di rumah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat
terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat tentu
saja dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan
dibuat tanpa ada tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan
yang berlaku.
Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu
terdapat pada al-Qur’ān. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh
Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada
aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah,
maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga.
Aktivitas Siswa:
Identifikasilah aturan-aturan yang ada di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat.
Lalu, jelaskan hubungannya antara aturan dan kondisi sosial tersebut!
Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai
pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya
tanpa ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara,
tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing
oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat
kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin (selama tidak
maksiat), akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran.
88
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
Penerapan Hukum Tajwid
Aktivitas Siswa:
Pada ayat tesebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum
bacan tajwid. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajwid selain yang ada di kotak
tersebut di atas, minimal lima hukum bacaan tajwid!
Arti Kata/Kalimat
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
89
Kata/kalimah
|
Hukum Bacaan
|
Alasan
|
|
mad jaiz munfasil
|
mad aṡli bertemu huruf
alif di luar kata
|
|
mad badal
|
huruf alif bertanda baca
fathah berdiri
|
|
tafh³m
|
lafal Jalālah didahului
tanda baca dommah
|
|
alif lam qomariyyah
|
huruf alif lam ber-
hadapan dengan huruf
qomariyyah
|
|
ikhfa
|
nun sukun bertemu
huruf ta
|
Kata
|
Arti
|
Kata
|
Arti
|
|
wahai
|
|
kepada Allah
|
|
orang-orang
yang beriman
|
|
dan rasul
|
|
taatilah Allah
|
|
jika kamu
|
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan)) di antara
kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (Q.S. an-Nisā/4: 59)
Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah
berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah
saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah (perang yang tidak
diikuti oleh Rasulullah saw.). As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat
oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah.
Q.S. an-Nisā/4: 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah
Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di
bawah ini ada beberapa pendapat.
90
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
|
dan taatilah
rasul
|
|
beriman
|
|
dan pemimpin
|
|
kepada Allah
|
|
di antara kamu
|
|
dan hari akhir
|
|
jika kamu ber-
beda pendapat
|
|
yang demikian
itu lebih baik
|
|
tentang sesuatu
|
|
dan lebih baik
akibatnya
|
|
maka kembali-
lah
|
|
No.
|
Nama ulama
|
Pendapatnya
|
1
|
Abu Jafar Muhammad
bin Jarir at-Thabari
|
Arti ulil amri adalah umāra, ahlul ‘ilmi wal
fiqh (mereka yang memiliki ilmu dan penge-
tahuan akan fiqh). Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah
saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri.
|
Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri (apa pun
pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri). Namun, perlu diperhatikan bahwa
perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana
kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish Shihab,
Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik: “Tidak disebutkannya kata
“taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak
berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt.
dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran
Allah dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka.
Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini:
Artinya: “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda...
Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah,
sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” (H.R.
Muslim)
Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan
pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya
memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak
kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
91
2
|
Al-Mawardi
|
Ada empat pendapat dalam mengartikan
kalimat "ulil amri", yaitu: (1) umāra (para
pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin
masalah keduniaan), (2) ulama dan fuqaha, (3)
sahabat-sahabat Rasulullah saw., (4) dua
sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar.
|
3
|
Ahmad Mustafa
al-Maraghi
|
Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah,
ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pe-
mimpin lainnya.
|
1. Apa yang kamu simpulkan dari
gambar di samping?
2. Apa hubungannya antara imam
dan makmum?
3. Apa akibatnya kalau makmum
tidak mengikuti imam?
4. Apa akibatnya kalau imam
melakukan kesalahan?
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 6.8 Salat berjamaah
Tugas:
1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan!
2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu!
3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan
yang kamu temui!
B. Kompetisi dalam Kebaikan
Hidup adalah kompetisi.
Bukan hanya untuk menjadi yang
terbaik, tetapi juga kompetisi
untuk meraih cita-cita yang
diinginkan. Namun sayang,
banyak orang terjebak pada
kompetisi semu yang hanya
memperturutkan syahwat hawa
nafsu duniawi dan jauh dari
suasana robbani. Kompetisi
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 6.9 Kompetisi dalam pertandingan voli
kedudukan dan kompetisi
lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda, tetapi sesungguhnya
tiada. Itulah kompetisi yang menipu. Bahkan, hal yang sangat memilukan ialah
tak jarang dalam kompetisi selalu diiringi “suuẓan” buruk sangka, bukan hanya
kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi lagi jika rasa iri dan
riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut.
Lalu, bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman?
Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang
beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya:
Penerapan Hukum Tajwid
Aktivitas Siswa:
Pada ayat tersebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum
bacaan tajwid. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajwid selain yang ada di kotak
tersebut di atas, minimal lima hukum bacaan tajwid!
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
93
Kalimah
|
Hukum Bacaan
|
Alasan
|
|
ikhfa
|
tanda baca kasrah
tanwin bertemu huruf
jim
|
|
izhar syafāwi
|
mim sukun bertemu
huruf syin
|
|
mad iwād
|
tanda baca fathah tanwin
bertemu alif dan di-
waqafkan
|
|
mad wajib muttasil
|
mad asli bertemu
hamzah pada satu kata
|
|
idgham bighunnah
|
tanda baca fathah tanwin
bertemu huruf waw
|
Arti Kata/Kalimat
94
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
Kata
|
Arti
|
Kata
|
Arti
|
|
Dan Kami telah
menurunkan
|
|
darimu
|
|
kepadamu
(Muhammad)
|
|
aturan
|
|
Kitab (al-Qur'ān)
|
|
dan jalan yang
terang
|
|
dengan membawa
kebenaran
|
|
dan kalau Allah
menghendaki
|
|
yang
membenarkan
|
|
niscaya kamu
jadikan
|
|
terhadap apa
(kitab-kitab)
|
|
satu umat saja
|
|
di antaranya
|
|
akan tetapi
|
|
dari kitab-kitab
|
|
Allah hendak
mengujimu
|
|
dan menjaganya
|
|
terhadap apa
|
|
kepadanya
|
|
yang diberikan
kepadamu
|
|
maka putuskanlah
|
|
maka berlomba-
lombalah dalam
kebaikan
|
|
(perkara) di antara
mereka
|
|
kepada Allah
|
|
menurut apa yang
diturunkan Allah
|
|
tempat kamu
kembali
|
|
dan janganlah
engkau mengikuti
|
|
semuanya
|
|
keinginan mereka
|
|
lalu diberitahukan-
nya kepadamu
|
Artinya: “Dan Kami telah menurunkan Kitab (al-Qur’ān) kepadamu (Muhammad)
dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang
diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah engkau
mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan
aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali,
lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan.” (Q.S. al-Māidah/5: 48)
Pada Q.S. al-Māidah/5:48 Allah
Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum
diberikan aturan atau syariat. Syariat
setiap kaum berbeda-beda sesuai
dengan waktu dan keadaan hidupnya.
Meskipun mereka berbeda-beda,
yang terpenting adalah semuanya
beribadah dalam rangka mencari riḍa
Allah Swt., atau berlomba-lomba
dalam kebaikan.
|