Rangkaian Monostabil
Gambar 12 Rangkaian Monostabil
Output dari Komparator digunakan untuk mengaktifkan transistor NPN C9013 dimana transistor tersebut digunakan untuk mengaktifkan
IC NE555 yang berfungsi sebagai
monoastabil. Dimana basis NPN C9013 saat mendapatkan tegangan diatas 0,7V maka
emitor dan
collector akan satu rasi dan rangkaian monoastabil mengeluarkan logika 1, sedangkan apabila basis transistor mendapat logika 0 maka transistor
Cut Off maka
output monoastabil akan berlogika 0.
Monoastabil bekerja dengan waktu 0.363 detik (f = 2,75Hz). Jika dalam denyut ada
noise yang masuk sehingga frekuensi kurang dari 2,75Hz maka denyut di baca 1. Penentuan 0.363 detik dari nilai Resistor dan Capasitor degan rumus T=1,1x3,3Kx100uF.
Output pin3 IC 555 berlogika
high to
low terhubung pada PD4 T0 IC
mikrokontroler (
Gambar 5.6).
Pambahasan Analisa Data
Berdasarkan data-data dan perhitungan yang terdapat pada Tabel 1, maka didapati Rata-rata selisih paling besar antara Alat Pembanding (SPO2) dengan Modul adalah 1BPM. Sedangkan selisih pengambilan data menggunakan pembanding (SPO2) mulai dari ke-1 sampai ke-5 dalam 1 pasien yaitu 6BPM, terdapat pada 3 Responden. Dan selisih pengambilan data menggunakan Modul mulai dari ke-1 sampai ke-5 dalam 1 pasien yaitu 6BPM, juga terdapat dalam 3 responden.
Berdasarkan data-data dan perhitungan yang terdapat pada bab sebelumnya (Tabel 2) maka didapati Rata-rata Kesalahan pada pengukuran BPM dimana sinyal inputnya menggunakan input sinyal function dan mebandikan anatar hasil perhitungan dengan tampilan pada Display Seven Segment (Modul) adalah sebesar = 0,624%, sehingga modul ini memiliki rata-rata kesalahan data dibahwa 5 %, maka alat tersebut dapat dikatakan layak.
Kesimpulan
Telah dapat dibuat BPM Portable With Finger Sensor Berbasis Mikrokontroller Attiny2313. Dengan menggunakan Display seven segmen dan penggunaan serta pembawaan yang mudah.
Data Rata-rata BPM modul dengan pembanding BPM pada alat SPO2 memiliki selisih paling besar yaitu 1BPM. Sedangkan persentase kesalahan terhadap Fuction Generator yang dimiliki Modul ini adalah sebesar 0,24%, sehingga dapat disimpulkan untuk alat BPM ini sudah memenuhi standart karena kurang dari ketentuan toleransi error sebesar 5%.
Dari hasil pengujian alat pengambilan sample denyut jantung, pada saat pasien berbicara, emosi, rilex mempengaruhi hasil perhitungan sekitar 2-6bpm.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada semua keluarga besar Teknik Elektromedik Surabaya yang telah meluangkan waktu untuk membantuku, dan memberikan saran-saran sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Dan tidak lupa kepada dosen-dosenku, Pak Dewa, Pak Ridho dan pak Triwiyanto terima kasih atas saran-saran dan masukkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Saiful Huda, Monitoring BPM dengan Menggunakan Wireless Berbasis Mikrokontroller AVR ATTINY 2313, Teknik Elektomedik, Surabaya, 2010
Nur Lintang, Alat Menghitung BPM Dengan Menggunakan Finger Sensor Berbasis Mikrokontroler AT89S51,Teknik Elektromedik, Surabaya,2008
Triwiyanto, Buku Panduan Teori dan
Praktikum Mikrokontroller AVR, Surabaya :TeknikElektromedik, 2012.
M. Ary Heryanto,ST dan Ir. Wisnu Adi P, Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokontroler ATMEGA8535,
ANDI Yogyakarta,2008.
.....,.....,
http://embedded-lab.com/blog/?p=1671, diakses April 2012
.....,....., http://www.gaptekupdate.com/wp-content/uploads/animated_favicon13.gif Diakses Agustus 2012
.....,....., http://www.sarjanaku.com Diakses November 2012
.....,....., http://akatsuki-ners.blogspot.com/favicon.ico , Diakses Januari 2012
.....,....., http://health.kompas.com/read/Latihan.Keras.Mungkin. Aman.Bagi.Pasien.Jantung, Diakses September 2012
BIODATA PENULIS
Nama : Yessy Mega Jayanti
NIM : P27838010085
TTL : Nganjuk, 20 Desember 1991
Alamat : Ds. Nglawak Kec.Kertosono
Kab. Nganjuk
Pendidikan : SMAN 1 Patianrowo