NAMA-NAMA KELOMPOK 2:
1.WARMAN YUSUF
2.AHMAD SYAIFULLAH
3.ANSAR ISMAIL
4.RELIF MASAGUNI
5.HENDRIK MAKU
6.SILVINA NURKAMIDEN
7.KALISTA MOOLULUNGO
8.DELLIA DILO
1.PROTISTA
Protista pertama kali diusulkan oleh Ernst Haeckel, protista digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kesamaannya dengan kerajaan yang lebih tinggi yaitu meliputi Protozoa yang menyerupai hewan bersel satu, Protophyta yang menyerupai tumbuhan (mayoritas algae bersel satu), serta jamur lendir dan jamur air yang menyerupai jamur
Protista mempunyai anggota yg sangat banyak, sehingga untuk mempelajarinya para ahli taksonomi membagi protista dalam 3 golongan, yaitu :
1. Protista menyerupai hewan (PROTOZOA)
Berdasarkan alat geraknya dibagi menjadi 4 Filum, yaitu :
a. Mastigophora / Flagellata ( Protista berbulu cambuk)
b. Sarcodina / Rhizopoda (Protista berkaki semu)
c. Ciliophora / Ciliata (Protista bersilia)
d. Sporozoa (Protista berspora)
2. Protista menyerupai tumbuhan (ALGAE)
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi menjadi 6 Filum, yaitu :
a. Euglenophyta (ganggang euglena)
b. Chrysophyta (ganggang perang/ keemasan)
c. Pyrrophyta (ganggang Api)
d. Phaeophyta (ganggang coklat)
e. Rhodophyta (ganggang merah)
f. Chlorophyta (ganggang hijau)
3. Protista menyerupai jamur
Dibagi menjadi 2 Filum, yaitu :
a. Myxomycota (jamur lendir)
b. Oomycota (jamur air)
1.Umumnya uniseluler, ada beberapa yang multiseluler tetapi masih sederhana dan belum terdeferensiasi menjadi jaringan.
2.Sel bersifat eukarotik, yaitu sudah mempunyai membran inti sel
3.Hidup di air, baik air tawar maupun laut, di tanah, seresah dan tempat-tempat yang lembab.
4.Memiliki cara makan yang berbeda-beda, yang dapat digolongkan dalam 3 kategori, yaitu:
a. Protista autotrof, yaitu protista yg memiliki klorofil shg mampu berfotosintesis (mampu mengubah zat anorganik menjadi zat organik dengan bantuan energi matahari). Contoh : Algae ( Euglenophyta, Chrysophyta, Pyrrophyta, Phaeophyta, Chlorophyta)
b.Protista heterotrof, yaitu protista yg “menelan” makanan dengan cara fagositosis atau memasukkan makanan melalui mulut sel. Contoh : Protozoa (Mastigophora, Sarcodina, Ciliata, Sporozoa).
c. Protista yg mencerna makanan di luar sel (ekstraseluler) dan kemudian menyerap hasilnya yang berupa sari-sari makanan.
Habitat berupa air tawar, air payau maupun air laut, dapat ditemukan juga diperairan danau, peairan sawah dan perairan rawa.
Sebagian protista berkembang biak secara seksual (konjugasi), sementara lainnya secara aseksual (fisi biner). Plasmodium falciparum, memiliki siklus hidup biologis super kompleks yang meliputi berbagai macam makhluk hidup, sebagian bereproduksi seksual, sebagian lain aseksual. Namun, masih belum jelas seberapa seringnya reproduksi seksual menyebabkan pertukaran genetika antar strain yang berbeda dari Plasmodium dan sebagian besar protista parasit adalah clonal line yang jarang melakukan pertukaran gen dengan strain lain.
Beberapa protista adalah patogen terhadap hewan dan tumbuhan. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria pada manusia dan Phytophthora infestans menyebabkan hawar daun pada kentang. Pemahaman lebih mendalam tentang protista akan membuat penyakit ini bisa diobati secara efisien.
Peneliti dari Agricultural Research Service memanfaatkan protista sebagai patogen untuk mengendalikan populasi semut api merah (Solenopsis invicta) di Argentina.Argentina (Argentina), Argenti-na Respublikasi (República Argentina) - Jan. Amerikadagi davlat. Qit’aning jan.-sharqiy qismini, Olovli Yer o.ning sharqiy qismini va bir qancha orollarni egallaydi. Atlantika okeani sohilida joylashgan. Dengan bantuan protista penghasil spora seperti Kneallhazia solenopsae populasi semut api merah bisa berkurang 53-100%. Para peneliti berhasil menginjeksikan protista itu ke lalat sebagai perantara untuk membunuh semut api merah, tanpa membahayakan lalat itu.
2.PROTOZOA
Protozoa secara tradisional dibagi atas empat kelompok filum berdasarkan kemmpuan gerak serta tipe alat geraknya. Keempat kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
Organel untuk bergerak adalah Protozoa secara tradisional dibagi atas empat kelompok filum berdasarkan kemmpuan gerak serta tipe alat geraknya. Keempat kelompok tersebut adalah sebagai berikut :
-
Kelas Mastigophora
Bergerak dengan satu atau beberapa buah flagela .
contoh pada ceratium ,euglena,dan noctiluca.
-
Kelas Opalinata
Organel seperti cillia berjumlah banyak sekali terdapat disuluruh permukaan tubuh .nukleus 2 buah atau lebih .semua bersifat parasit Contohnya opalinata .Contohnya oplina didalam usus amfimi.
-
Kelas Sarcodina
Bergerak dengan pseudopia ,misalnya Arcella,amobea , dan Globigerina.
2. Subfilum Sporozoa
Tidak mempunyai alat gerak ,semua anggotanya parasit .contohnya antara lain Plasmodium vivax ( penyebab penyakit malaria) dan spaeromyxa parasit ikan.
3. Subfilum Cilliophora
Mempunyai cillia atau organel cillia pada sebagian atau seluruh stadium hidupnya mempunyai dua macam nuklei
-
Kelas Holotrichia
Cillia sederhana ,terdapat diseluruh atau permukaan tubuh ; cillia adoral biasanya tidak ada atau tidak jelas . Contoh : Paramecium dan tetrahymena.
-
Kelas suctoria
Cilia hanya pada stadium muda ; dewasa biasanya sesile ,bertangkai dan mempunyai tentakel . Misalnya tokophrya
-
Kelas peritticha.
Bentuk sel seperti lonceng atau jambangan. Umumnya sesille. jajaran cilia hanya pada bagian adoral dan memutar arah jarum jam terhadap cytostome . contoh vorticella dan tricodhina.
Protozoa berukuran mikroskopis, yaitu sekitar 10 sampai 200 mikron. Bentuk sel protozoa sangat bervariasi, ada yang tetap dan ada yang berubah-ubah. Sebagian besar Protozoa memiliki alat gerak berupa pseudopodia (kaki semu), silia (bulu getar), atau flagellum (bulu cambuk). Beberapa kelompok protozoa memiliki cangkang. Kebanyakan protozoa bersifat polimorfisme, yaitu memiliki bentuk yang berbeda- beda pada fase yang berbeda dalam siklus hidupnya. Beberapa protozoa memiliki fase vegetatif yang bersifat aktif yang disebut tropozoit dan fase dorman dalam bentuk sista.
Tropozoid akan aktif mencari makanan dan bereproduksi selama kondisi lingkungan memungkinkan. Bila kondisi tidak memungkinkan dan mengancam kehidupan tropozoid maka protozoa akan membentuk sista. Dalam bentuk sista, protozoa mampu bertahan hidup dalam lingkungan kering maupun basah yang tersebar pada jarak yang sangat luas. Sista dapat terbentuk dalam kondisi lingkungan yang kekurangan nutrisi, kekeringan temperatur yang tinggi, maupun pH yang rendah. Namun, tidak semua protozoa membentuk sista, contohnya Trichomonas vaginalis yang merupakan organisme patogen pada organ seksual.
Beberapa protozoa ada yang bersifat pleomorfik, artinya memiliki bentuk tropozoid yang berbeda- beda. Umumnya, organisme dengan banyak sel inang bersifat pleomorfik, tergantung pada jenis inangnya. Morfologi tropozoid dapat berbeda- beda di dalam jaringan tubuh yang berbeda walaupun dalam inang yang sama. Misalnya, di dalam cairan tubuh, organisme tersebut dapat memiliki flagela, sedangkan di dalam jaringan hati, flagela tersebut dapat hilang.
Tempat hidupnya adalah tempat yang basah yang kaya zat organik, air tawar atau air laut sebagai zooplakton, beberapa jenis bersifat parasit dan menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Pada spesies tertentu ada yang hidup :
Misalnya : * Saluran pencernakan makanan
-
Pada otot
-
Pada ginjal
-
Pada alat kelamin / genetalia
-
Pada cairan tubuh Hostnya
Misalnya : * Dalam darah
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara :
-
Aseksual (vegetatif) dengan cara
-
Pembelahan mitosis (biner)
yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
-
Spora,
Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
-
Seksual (Generatif)
Pada dasarnya, reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan ( fission ) yang akan menghasilkan dua atau lebih sel anakan. Beberapa protozoa lain melakukan pembelahan berulang kali ( multiple fission ). Sebelum sel membelah masing- masing akan mendapatkan inti sel yang sama. Sejumlah kecil protozoa memperbanyak diri dengan cara membentuk tunas ( budding ) seperti yang dilakukan oleh sel khamir.
Perkembangbiakan secara seksual pada Protozoa dengan cara :
1. Konjugasi Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya.
Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
2. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
Dalam siklus hidupnya, beberapa protozoa menghasilkan sel tidak aktif yang disebut kista. Kista diselubungi oleh kapsul polisakarida yang melindungi protozoa dari lingkungan yang tidak menguntungkan, misalnya kekeringan.
-
Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
-
Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll.
-
Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral.
-
Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit yang disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit
|
Protozoa
|
Disentri
Diare (Balantidiosis)
Penyakit tidur (Afrika)
Toksoplasmosis (kematian janin)
Malaria tertiana
Malaria quartana
Malaria tropika
Kalaazar
Surra (hewan ternak)
|
Entamoeba histolytica
Balantidium coli
Trypanosoma gambiense
Toxoplasma gondii
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium falciparum
Leishmania donovani
Trypanosoma evansi
|
3,ALGAE
Alga yang hidup melayang-layang di permukaan air disebut neuston, sedangkan yang hidup di dasar perairan disebut bersifat bentik. Alga yang bersifat bentik digolongkan menjadi :
a. epilitik (hidup di atas batu)
b. epipalik (melekat pada lumpur atau pasir)
c. epipitik (melekat pada tanaman)
d. epizoik (melekat pada hewan).
Berdasarkan habitatnva di perairan, alga dibedakan atas :
a. alga subaerial, yaitu alga yang hidup di daerah permukaan
b. alga intertidal, yaitu alga yang secara periodik muncul di permukaan karena naik turunnya air akibat pasang surut
c. alga sublitoral, yaitu alga yang hidup di bawah permukaan air
d. alga edafik, yaitu alga yang hidup di dalam tanah.
Beberapa jenis alga dapat bersimbiosis dengan organisme lainnya. Misalnya, Chlorella sp. hidup bersama Paramecium, Hydra, atau Mollusca; alga Platymonas sp. hidup bersama cacing pipih Convoluta roscoffensis.
Alga ada yang bersel tunggal (uniseluler), membentuk koloni berupa filamen (kumpulan sel berbentuk benang) atau koloni yang tidak membentuk filamen. Alga uniseluler ada yang dapat bergerak atas kekuatan sendiri (motil) dan ada yang tidak dapat bergerak (nonmotil). Alga uniseluler yang mikroskopis tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebaliknya, ada alga yang membentuk koloni berupa. filamen berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Sel yang terletak paling bawah pada filamen membentuk alat khusus untuk menempel pada batu, batang pohon, pasir, atau lumpur. Alat tersebut dinamakan pelekap. Koloni alga yang tidak membentuk filamen umumnya berbentuk bola atau pipih tanpa pelekap.
Alga bereproduksi melalui dua cara yaitu seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan zoospora. Reproduksi secara seksual terjadi melalui isogami dan oogami.
-
Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual terjadi melalui pembelahan sel menghasilkan dua sel anak yang masing-masing akan menjadi individu baru. Reproduksi dengan cara pembelahan sel umumnya terjadi pada alga bersel tunggal. Alga berbentuk koloni tanpa filamen atau yang berbentuk filamen umumnya bereproduksi melalui fragmentasi. Fragmentasi adalah terpecah-pecahnya koloni menjadi beberapa bagian.
Selain melalui pembelahan sel dan fragmentasi, alga juga dapat bereproduksi melalui pembentukan zoospora. Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dapat bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flagela. Setiap zoospora merupakan calon individu baru.
-
Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan tumbuh menjadi individu baru. Terdapat dua tipe reproduksi seksual, yaitu isogami dan oogami.
Pada tipe isogami, gamet jantan dan gamet betina berukuran sama besar dan umumnya dapat bergerak. Jika zigot hasil peleburan gamet betina dengan jantan mengalami dormansi, maka disebut zigospora.
Pada tipe oogami, ukuran gamet jantan berbeda dengan ukuran gamet betina. Gamet betina atau telur berukuran besar dan tidak bergerak, sedangkan gamet jantan berukuran kecil dan dapat bergerak. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah tetapi mengalami dormansi, maka disebut oospora (Raven et al. 2005; Solomon et al. 2005).
-
Kelompok-Kelompok Alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan. Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau.
-
Alga Cokelat (Phaeophyta)
Warna alga cokelat ditimbulkan oleh adanya pigmen cokelat (fukosantin) yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan. Selain fukosantin, alga cokelat juga mengandung pigmen lain seperti klorofil a, klorofil c, violasantin, beta-karoten, dan diadinosantin.
Alga cokelat merupakan alga yang memiliki talus terbesar dibandingkan jenis alga lainnya. Pada kondisi yang sesuai, Macrocystis sp. atau alga cokelat raksasa dapat mencapai panjang 100 meter dan kecepatan tumbuh mencapai 15 cm per hari. Alga cokelat yang sering ditemukan di tepi pantai sedang mengalami fase diploid dari siklus hidupnya.
-
Ciri-ciri alga cokelat
Ciri-ciri alga cokelat adalah sebagai berikut.
a) Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai makroskopis. Berbentuk tegak, bercabang, atau filamen tidak bercabang.
b) Memiliki kloroplas tunggal. Ada kloroplas yang berbentuk lempengan diskoid (cakram) dan ada pula yang berbentuk benang.
c) Memiliki pirenoid yang terdapat di dalam kloroplas. Pirenoid merupakan tempat menyimpan cadangan makanan. Cadangan makanan yang terdapat pada alga ini berupa laminarin.
d) Bagian dalam dinding sel tersusun dari lapisan selulosa, sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antarsel terdapat asam alginat (algin).
e) Mempunyai jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan transportasi pada tumbuhan darat.
-
Habitat__Habitatnya_di_air_tawar_atau_air_laut,_serta_tempat-tempat_yang_basah.__Cara_hidup'>Habitat
Alga cokelat umumnya hidup di air laut, terutama laut yang bersuhu agak dingin dan sedang. Hanya ada beberapa jenis alga cokelat yang hidup di air tawar.
Di daerah subtropis, alga cokelat hidup di daerah intertidal, yaitu daerah literal sampai sublitoral. Di daerah tropis, alga cokelat biasanya hidup di kedalaman 220 meter pada air yang jernih.
-
Cara hidup
Alga cokelat bersifat autotrof. Foto-sintesis terjadi di helaian yang menyerupai daun. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ke tangkai yang menyerupai batang.
-
Peranan alga cokelat dalam kehidupan
Alga cokelat bermanfaat bagi industri makanan dan farmasi. Algin (asam alginat) yang merupakan bagian koloid dari alga cokelat digunakan dalam pembuatan es krim, pil, tablet, salep, obat pembersih gigi, losion, dan krem sehabis bercukur. Selain itu, alga cokelat digunakan untuk makanan ternak dan sebagai pupuk karena kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi sedangkan fosfornya rendah.
-
Reproduksi
Reproduksi pada alga cokelat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan pembentukan zoospora berflagela dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara oogami atau isogami. Reproduksi seksual alga cokelat hampir serupa dengan pembiakan generatif tumbuhan tingkat tinggi. Contohnya adalah reproduksi pada Fucus vesiculosus. Selain berkembang biak secara aseksual dengan fragmentasi, Fucus vesiculosus juga berkembang biak dengan cara seksual dengan oogami.
Proses oogami adalah sebagai berikut. Ujung lembaran talus yang fertil membentuk reseptakel, yaitu badan yang mengandung alat pembiak. Di dalam reseptakel terdapat konseptakel yang mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan (spermatozoid) dan oogonium yang menghasilkan sel telur dan benang-benang mandul (parafisis).
Anteridium berupa sel-sel berbentuk jorong yang terletak rapat satu sama lain pada filamen pendek bercabang-cabang yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel. Tiap anteridium menghasilkan 64 spermatozoid.
Oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai. Oogonium jumlahnya sangat banyak dan tiap oogonium mengandung 8 sel telur. Akan tetapi, hanya 40% dari sel telur yang dapat dibuahi dan hanya 1 atau 2 dari setiap 100.000 spermatozoid dapat membuahi sel telur. Zigot lalu membentuk dinding selulosa dan pektin, kemudian melekat pada suatu substrat dan tumbuh menjadi individu baru yang diploid.
Contoh alga cokelat, antara lain:
a) Fucus serratus
b) Macrocystis pyrifera
c) Sargassum vulgare
d) Turbinaria decurrens
Berikut ini akan kita bahas salah satu jenis alga cokelat, yaitu Sargassum. Sargassum merupakan genus dengan anggota lebih dari 150 spesies. Alga ini banyak terdapat di perairan tropis dan subtropis, misalnya lautan Atlantik sebelah barat, yaitu laut Sargasso.
Sargassum muticum adalah salah satu contoh gulma laut yang berasal dari Jepang. Saat ini, alga tersebut sudah tersebar di pantai barat Amerika Utara dan Inggris.
Ciri-ciri Sargassum :
a) bentuk talus seperti pohon
b) batang utama pipih, mempunyai bagian seperti daun di sisi samping
c) kantong udara berbentuk bulat
d) reseptakel mempunyai modifikasi cabang yang berbentuk bulat
Sargassum
e) konseptakel terdapat di ujung cabang-cabang
f) hidup di daerah literal dan sublitoral
g) hidup melayang di air atau melekat pada substrat.
Sargassum yang hidup melayang tidak dapat bereproduksi secara seksual tetapi dapat melakukan fragmentasi (Solomon et al. 2005).
-
Alga Merah (Rhodophyta)
Alga merah berwarna merah sampai ungu, tetapi ada juga yang lembayung atau kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau lembaran dan mengandung klorofil a, klorofil b, serta karotenoid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoeritrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi. Jenis Rhodophyta tertentu memiliki fikosianin yang memberi warna biru.
-
Ciri-ciri alga merah
a) Talus berupa helaian atau berbentuk seperti pohon. Banyak alga merah yang tubuhnya dilapisi kalsium karbonat.
b) Tidak memiliki flagela.
c) Dinding sel terdiri dari komponen yang berlapis-lapis. Dinding sel sebelah dalam tersusun dari mikrofibril, sedangkan sisi luar tersusun dari lendir. Komponen kimia mikroribril terutama adalah xilan, sedangkan komponen kimia dinding mikrofibril luarnya adalah manan. Dinding sel alga merah mengandung polisakarida tebal dan lengket yang bernilai komersial.
Alga merah Laurencia sp.
d) Memiliki pigmen fotosintetik fikobilin dan memiliki pirenoid yang terletak di dalam kloroplas. Pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi. Hasil asimilasinya adalah sejenis karbohidrat yang disimpan dalam bentuk tepung fluorid, fluoridosid (senyawa gliserin dan galaktosa), dan tetes minyak. Tepung fluorid jika ditambah lodium menunjukkan warna kemerah-merahan.
-
Cara hidup
Alga merah umumnya bersifat autotrof. Akan tetapi ada pula yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya bersifat parasit pada alga lain.
-
Habitat
Alga merah umumnya hidup di laut yang dalam, lebih dalam daripada tempat hidup alga cokelat. Sepertiga dari 2500 spesies yang telah diketahui, hidup di perairan tawar dan ada juga yang hidup di tanah. Biasanya organisme ini merupakan penyusun terumbu karang laut dalam.
Alga merah berperan penting dalam pembentukan endapan berkapur, baik di lautan maupun di perairan tawar.
-
Reproduksi
Alga merah dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan dua anteridium pada ujung-ujung cabang talus. Anteridium menghasilkan gamet jantan yang disebut spermatium. Gametangium betina disebut karpogonium yang terdapat pada ujung cabang lain.
Karpogonium terdiri dari satu sel panjang. Bagian karpogonium bawah membesar seperti botol, sedangkan bagian atasnya membentuk gada atau benang dan dinamakan trikogen. Inti sel telur terdapat di bagian bawah yang membesar seperti botol.
Spermatium mencapai trikogen karena terbawa air (pergerakan secara pasif). Spermatium kemudian melekat pada trikogen. Setelah dinding perlekatan terlarut, seluruh protoplasma spermatium masuk dalam karpogonium. Setelah terjadi pembuahan, terbentuklah sumbat di bagian bawah. karpogonium. Sumbat itu memisahkan karpogonium dan trikogen. Zigot hasil pembuahan akan membentuk benang-benang sporogen. Dalam sel-sel di ujung benang sporogen itu, terbentuk spora yang masing-masing memiliki satu inti dan satu plastida; spora tersebut dinamakan karpospora. Karpospora akhirnya keluar dari sel-sel ujung benang sporogen sebagai protoplasma telanjang berbulu cambuk. Karpospora ini mula-mula berkecambah menjadi protalium yang akhirnya tumbuh menjadi individu baru lengkap dengan alat-alat generatifnya.
Reproduksi aseksual terjadi dengan membentuk tetraspora. Tetraspora akan menjadi gametangium jantan dan gametangium betina. Gametangium jantan dan betina akan bersatu membentuk karposporofit. Karposporofit kemudian menghasilkan tetraspora, Contoh anggota-anggota Rhodophyta antara lain: Corrallina, Palmaira, Batrachospermum moniliforme, Gelidium, Gracilaria, Eucheuma, dan Scicania furcellata.
-
Peranan alga merah dalam kehidupan
Alga merah jenis tertentu dapat menghasilkan agar yang dimanfaatkan antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik, misalnya Eucheuma spinosum. Di beberapa negara, misalnya Jepang, alga merah ditanam sebagai sumber makanan. Selain itu juga dipakai dalam industri agar, yaitu sebagai bahan yang dipakai untuk mengeraskan/memadatkan media pertumbuhan bakteri. Beberapa alga merah yang dikenal dengan sebutan alga koral menghasilkan kalsium karbonat di dinding selnya. Kalsium karbonat ini sangat kuat dalam mengatasi terjangan ombak. Kelebihan ini menjadikan alga kural memiliki peran penting dalam pembentukan terumbu karang (Campbell et al. 2003; Solomon et al. 2005).
-
Alga Keemasan (Chrysophyta)
Chrysophyta diambil dari kata Yunani chrysos yang berarti emas. Kelompok alga keemasan memiliki keragaman komposisi pigmen, dinding sel, dan tipe flagela sel. Alga keemasan mengandung klorofil a dan c, karoten, dan santofil.
-
Ciri-ciri alga keemasan
Ciri-ciri alga keemasan adalah sebagai berikut :
a) Bentuk talus ada yang berupa batang atau telapak tangan.
b) Alga keemasan yang bersel satu ada yang memiliki 2 flagela heterodinamik, yaitu sebagai berikut.
(1) Satu flagela mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema. Flagela seperti ini disebut pleuronematik. Flagela pleuronematik mengarah ke anterior.
(2) Satu flagela lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
Anggota Chrysophyta dengan berbagai tipe flagela, yaitu: (a) Synura,
(b) Ochromonas, (c) Chromulina, (d) Isochrysis, (e) Chrysochromulina,
(f) Prymnesium.
Kedua flagela heterodinamik ini ada yang hampir sama panjangnya (contohnya pada synura) ada pula yang sedikit berbeda panjangnya (contohnya pada Ochromonas). Tidak semua alga. keemasan memiliki flagela heterodinamik, ada pula yang hanya mempunyai satu flagela atau dua flagela yang sama bentuknya.
c) Pada kloropas alga keemasan jenis tertentu, ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan. Persediaan makanan berupa krisolaminarin (dahulu disebut leukosin). Selain itu di dalam vakuola terdapat tetes-tetes minyak.
-
Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, serta tempat-tempat yang basah.
-
Cara hidup
Alga keemasan hidup secara autotrof. Artinya dapat mensintesis makanan sendiri karena memiliki klorofil untuk berfoto-sintesis. Klorofil yang dimilikinya antara lain klorofil a, klorofil c, dan karotenoid, termasuk juga fukbsantin.
-
Reproduksi
Reproduksi pada alga keemasan dapat terjadi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dengan cara membelah diri menghasilkan spora motil berflagela, yang disebut zoospora. Reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus yang disebut auksospora. Auksospora adalah zigot yang dilindungi oleh suatu dinding sel yang berbeda dengan dinding sel pada umumnya.
-
Peranan alga keemasan dalam kehidupan
Alga keemasan merupakan penyusun utama plankton yang berperan penting sebagai produsen di lingkungan perairan laut (Raven et al. 2005; Solomon e( al. 2005).
-
Diatom (Bacillariophyta)
Inti sel dan kloropas diatom berwarna cokelat keemasan, tetapi ada juga yang berwarna hijau kekuningan atau cokelat tua. Sebagian besar diatom bersifat uni-seluler, walaupun ada juga yang berkoloni.
-
Ciri-ciri umum diatom
a) Talus bersel satu. Struktur talus terdiri dari dua bagian, yaitu wadah (kotak) disebut hipoteka dan tutupnya disebut epiteka. Epiteka berukuran lebih besar daripada hipoteka. Di antara dua kotak dan tutup terdapat rafe atau celah, dindingnya mengandung zat kersik (silika).
b) Inti sel berada di pusat sitoplasma,
c) Kloroplasnya mempunyai bentuk yang bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf H, periferal, dan pipih.
-
Habitat
Hidup di air tawar, laut, dan daratan yang lembab sebagai plankton atau bentos.
-
Cara hidup
Diatom termasuk organisme autotrof karena memiliki pigmen-pigmen fotosintesis. Pigmen fotosintensisnya adalah klorofil a, klorofil c, karoten, fukosantin, diatoksantin, dan diadi-noksantin.
Siklus reproduksi aseksual dan seksual pada diatom
-
Reproduksi
Reproduksi diatom terjadi secara seksual dan aseksual. Pada saat diatom bereproduksi secara aseksual melalui mitosis, hipoteka dan epiteka memisah. Setiap bagian akan membentuk bagian baru di dalam bagian yang lama. Artinya, hipoteka sel lama menjadi epiteka sel baru dan epiteka sel lama tetap menjadi epiteka sel baru. Jadi, salah satu sel anakan berukuran tetap, sedangkan satu sel anakan lainnya berukuran lebih kecil daripada sel induknya. Pembelahan mitosis terus berlangsung sampai terbentuk sel anakan yang berukuran sekitar 30% dari besar sel aslinya. Setelah mencapai ukuran minimum tersebut, diatom kemudian bereproduksi secara seksual. Sel diatom menghasilkan sperma dan telur. Sperma kemudian bergabung dengan telur membentuk zigot. Zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi berukuran normal seperti aslinya. Setelah diatom mencapai ukuran normal, diatom akan kembali melakukan reproduksi aseksual melalui pembelahan mitosis.
-
Peran diatom dalam kehidupan
Diatom yang mati di lautan akan mengendap di dasar laut menjadi tanah diatom. Tanah diatom berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat, dinamit, pembuat saringan, bahan penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis dan piringan hitam (Mader 2004; Solomon et al. 2005).
-
Alga Hijau (Chlorophyta)
Alga hijau memiliki pigmen, hasil metabolisme, dan struktur dinding sel yang mirip dengan tumbuhan darat. Berdasarkan data molekuler saat ini, banyak ilmuwan yang memasukkan kelompok ini dalam kingdom Plantae.
-
Ciri-ciri alga hijau
Ciri-ciri Chlorophyta adalah sebagai berikut :
a) Ada yang bersel satu, ada yang membentuk koloni.
b) Bentuk tubuhnya ada yang bulat, filamen, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuhan tinggi.
c) Bentuk dan ukuran kloroplas beraneka ragam, ada yang seperti mangkok, busa, jala, atau bintang. Di dalam kloroplas terdapat ribosom dan DNA. Selain itu terdapat pirenoid sebagai tempat penyimpanan hasil asimilasi yang berupa tepung dan lemak. Organel lainnya adalah badan Golgi, mitokondria, dan retikulum endo-plasma.
d) Pada sel reproduktif yang motil terdapat pigmen yang disebut stigma (bintik mata merah).
e) Di dalam sitoplasma sel yang dapat bergerak terdapat vakuola kontraktil, Vakuola kontraktil berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
f) Inti sel alga hijau memiliki dinding, sehingga bentuknya tetap. Inti yang demikian disebut eukarion.
g) Pada alga hijau yang motil terdapat dua flagela yang sama panjang.
-
Habitat
Habitat alga ini di air tawar, air laut, dan tanah-tanah yang basah. Ada pula yang hidup di tempat yang kering.
-
Cara hidup
Alga hijau hidup secara autotrof. Alga ini berwarna hijau karena adanya klorofil a, b, beta-karoten, dan santofil. Ada pula yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak.
-
Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospora, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Zoospora berbentuk seperti buah pir yang memiliki dua sampai empat bulu cambuk, vakuola kontraktil, dan satu bintik mata berwarna merah (stigma).
Reproduksi seksual berlangsung dengan konjugasi, yaitu bersatunya zigospora. Zigospora tidak mempunyai alat gerak.
-
Peranan alga hijau dalam kehidupan
Sifat alga hijau yang autotrof menjadikannya sebagai produsen penting, di manapun habitatnya.
Contoh beberapa jenis alga hijau antara lain Spirogyra, Volvox, Chlamydomonas, Ulva, dan Stigeoclonium. Berikut ini akan kita bahas tentang Spirogyra, Ulva, dan Chlorella.
a) Spirogyra
Habitat Spirogyra adalah di air tawar. Alga ini mudah dikenali karena memiliki kloroplas besar berbentuk pita melingkar di dalam sel. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksualnya secara konjugasi.
Proses konjugasi berlangsung sebagai berikut. Spirogyra yang berbeda jenis berdekatan, kemudian muncul tonjolan yang saling mendekati hingga bersatu membentuk pembuluh. Protoplasma dari sel Spirogyra jenis pindah ke sel Spirogyra jenis -, sehingga terjadi persatuan plasma (plasmogami) yang kemudian diikuti persatuan inti (kariogami). Hasil persatuan ini berupa zigospora yang diploid. Zigospora mengalami meiosis dan terbentuklah empat sel baru yang diploid.
(a) Struktur tubuh Spirogyra, (b) konjugasi pada Spirogyra
Dari keempat sel ini, ada satu sel yang tumbuh menjadi benang Spirogyra.
b) Ulva
Koloni Ulva membentuk suatu lembaran setebal dua sel, lebarnya beberapa cm dan panjang 30 cm atau lebih. Ulva ditemukan pada air asin dan air payau, menempel pada kayu-kayuan atau batu-batu karang sepanjang pantai.
Reproduksi aseksualnya dengan zoospora berflagela empat. Reproduksi seksualnya terjadi dengan bersatunya sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang masing-masing berbentuk seperti zoospora biasa. Akan tetapi, kedua jenis kelamin itu berukuran lebih kecil daripada zoospora biasa dan masing-masing berflagela dua.
c) Chlorella
Chlorella hidup di air tawar, air laut, dan tempat yang basah. Bentuk Chlorella seperti bola dengan kloroplas berbentuk seperti mangkuk.
Chlorella berpotensi menjadi sumber makanan baru karena beberapa hal berikut.
(1) Dalam lingkungan yang baik, perkembangbiakan berlangsung cepat. Suhu ideal untuk fotosintesisnya ialah sekitar 25 °C.
(2) Jika dalam kulturnya dimasukkan zat organik sederhana, yaitu karbon dioksida dan cahaya, alga ini akan berfotosintesis dan menghasilkan karbohidrat, protein, serta lemak.
Ulva dan siklus hidupnya
Jika intensitas cahaya, lama penyinaran, dan mineral yang terdapat dalam substratnya diatur dengan tepat, alga ini akan menghasilkan karbohidrat, protein, dan lemak dengan perbandingan yang sesuai dengan kehendak kita (Campbell et al. 2005; Solomon et al. 2001).
Chlorella menjadi harapan pangan bergizi di masa depan.
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Ciri-ciri
|
Alga cokelat (Phaeophyta)
|
Alga merah (Rhodophyta)
|
Alga keemasan (Chrysophyta)
|
Alga hijau (Chlorophyta)
|
Diatom (Bacillariophyta)
|
Contoh
|
Turbinaria Fucus Sargassum
|
Gracilaria Gelidium Eucheuma
|
Navicula Pinnularia Synura
|
Chlorella Ulva Spirogyra
|
Actinastrum Desmidium Bacteriastrum
|
Pigmen
|
klorot’il a dan c, fukosantin, karolen, . sanlofil
|
klorofil a dan b, karotenoid, fikosianin, fikoeritrin
|
klorofil a dan c, B-karoten, santofil
|
klorofil a, b, B-karoten, santofil
|
klorofil a dan c, karotenoid, fukosatin, diatoksantin, diadinoksantin
|
Habitat
|
pantai, air laut, air tawar
|
air tawar dan air laut
|
air tawar dan air laut
|
90% di air tawar dan 10% di laut
|
air tawar dan air laut
|
Bentuk talus
|
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
|
benang atau seperti tumbuhan tingkat tinggi
|
batang atau seperti telapak tangan
|
benang, lembaran, bola
|
talus terdiri dari 2 bagian, epiteka dan hipoteka
|
Reproduksi
1. aseksual
|
zoospora berflagela dua dan fragmentasi
|
spora haploid
|
zoospora berflagela banyak
|
zoospora
|
pembelahan hipoteka dan epiteka
|
2. seksual
|
Isogami/ oogami
|
persatuan sel spermatium dan karpogonium
|
persatuan sel sperma dan ovum
|
konjugasi
|
persatuan sel sperma dan ovum
|
Dinding sel
|
selulosa, asam alginat
|
manan dan xilan
|
kersik/silika
|
selulosa
|
silika (kersik)
|
Peranan
|
Fitoplankton dalam ekosistem air, asam alginat untuk industri makanan, farmasi, dan pupuk
|
bahan agar-agar dan sup
|
plankton, produsen di perairan laut
|
fitoplankton dalam ekosistem air, bahan makanan
|
bahan isolasi, penyekat dinamit, penggosok
|
4.JAMUR ATAU FUNGI
KLASIFIKASI FUNGI
1. FILUM CHYTRIDIOMYCOTA
Gambar: jamur ndoso alias primitif
Sumber: davidlnelson.md
Ciri Morfologi
Chytrids bersifat uniselular, berkoloni, atau merupakan organisme yang berfilamen yang mengambil nutrein dengan cara absorbsi dan mempunyai sebuah alat gerak yang terletak di bagian posterior, Chytrid demikian disebut zoospora berflagela tunggal (uniflagellated zoospores).Beberapa spesies memiliki flagedua atau lebih ( bi- dan polyflagellated Zoospores) (Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Reproduksi
Baik zoospora dan gamet dari chytrids adalah motil oleh flagela mereka, satu pukulan cemeti per individu. Sebuah contoh spesies Chytrid water mold – Allomyces getah adalah saprotriof ditemukan dalam air atau tanah basah. Spesies memiliki siklus hidup yang menarik. Tallus (tubuh) memiliki rhizoid dan memiliki batang tegak yang terdapat organ reproduksi pada akhir cabang. Siklus hidup memiliki kemampuan untuk berubah dari generasi haploid dan diploid. Bentuk tallus haploid jantan dan betina yang gametangia dari gamet berflagella dilepaskan dan bergabung untuk membentuk sebuah Zigot. Gamet-gamet dan gametangia betina menarik lawan jenis dengan menghasilkan feromon. Berkecambah menghasilkan zigot yang diploid tallus dengan dua macam sporangia; zoosporangia berdinding tipis yang melepaskan zoospora diploid menghasilkan tallus diploid dan sporangia yang haploid berdinding tebal setelah meiosis membentuk zoospora yang bertallus haploid (Anonim, 2009).
Bukti molekuler juga mendukung hipotesis bahwa khitrid merupakan fungi yang paling primitif, yang berarti bahwa khitrid termasuk ke dalam garis keturunan yang memisah paling awal dalam filogeni fungi. Suatu perluasan yang masuk akal darihipotesis ini adalah bahwa fungi berevolusi dari protista yang memiliki flagella, suatu cirri yang dipertahankan dalam kingdom fungi hanya khitrid (Cambell; 2003).
2. FILUM ZYGOMYCOTA
Gambar: jamur Pilobulus Sp.
Sumber: thaigoodview.com
Salah satukelompok besar yang penting membentuk mikorhiza, yaitu asosiasi mutualistik Zigomisetes dengan akar tumbuhan. Hifa zigomisetes adalah hifa senositik, dengan septa yang hanya ditemukan di tempat sel reproduksi terbentuk. Nama divisi ini berasal dari zigosporangia, struktur resisten yang terbentuk selama reproduksi seksual (Cambell; 2003).
Ciri Morfologi
Zygomycota adalah salah satu divisi fungi, terdiri dari dua kelas, yaitu Trichomycetes da Zygomycetes. Ciri khas fungi fungi Zygomycetes adalah menghasilkan zigospora berdinding tebal pada reproduksi seksual dan pada reproduksi aseksual menghasilkan sporangium yang umumnya besar berbentuk bulat atau semibulat yang dibentuk pada hif fertile khusus yang disebut sporagiofor. Sporagium berisi sporagiospora. Ada juga spesies dengan sporangium berukuran kecil yang terbentuk secara simultan, disebut sporagiola, keseluruhannya mirip kembang kol, misalnya pada Botrytis cinerea (Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Reproduksi
Gambar: pergiliran keturunan
Sumber: faculty.college-prep.org
Contoh yang umum dari suatu zygomycota hitam bread mold (Rhizopus stolonifer), sebuah anggota Mucorales. Menyebar di atas permukaan roti dan sumber makanan lain, menyebarkan hifa kedalam untuk menyerap nutrisi. Dalam fase aseksual perkembangan sporangia hitam bulat di ujung hifa tegak, masing-masing berisi ratusan spora haploid. Seperti dalam kebanyakan zygomycetes, reproduksi aseksual adalah bentuk yang paling umum. Reproduksi seksual pada Rhizopus stolonifera, seperti dalam zygomycetes lain, terjadi ketika haploid hifa konjugasi berbeda jenis berdekatan satu sama lain. Pertumbuhan gametangia dimulai setelah gametangia kontak, dan Plasmogami, atau fusi sitoplasma terjadi. Setelah itu terjadi Kariogami, yang merupakan perpaduan dari inti. zygosporangia yang dihasilkan merupakan berkromosom diploid. Zygosporangia biasanya berdinding tebal, sangat tahan terhadap lingkungan tidak menguntungkan, dan inert metabolik. Ketika kondisi membaik, mereka berkecambah untuk menghasilkan sporangium atau hifa vegetatif (Anonim, 2009).
3. FILUM ASCOMYCOTA
Gambar: jamur Xylaria Sp.
Sumber: perspective.com
Fungi Ascomycota mengalami meiosis setelah pembentukan zigot yang berumur pendek dan menghasilkan meiospora dengan pembentukan sel bebas dalam sebuah meiosporagium yang disebut askus. Ascomycota menunjukan kompatibilitas seksual bipolar dan memiliki dinding sel yang terdiri dari dua lapisan ( bi-layered). Pohon filogenetik berdasarkan sekuens 18S rDNA menunjukan bahwa Ascomycota dan Basidiomycota mengalami divergensi satu dengan yang lainnya pada era Paleozoic, sekitar 500 juta tahun yang lalu (Barbee & Taylor dalam Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Ciri yang mendefinisikan Askomikota adalah fungi ini menghasilkan spora seksual dalam aski (tunggal,askus) yang mirip kantung, berbeda dengan fungi zigot, sebagaian beasr fungi kantung mengandung tahapan seksual mereka dalam badan buah makroskopik, atu askokarpus. Askomisetes bereproduksi secara aseksual dengan cara menghasilkan spora aseksual dalm jumlah yang amat besar, yang sering kali tersebar oleh angin. Spora aseksual ini dihasilkan pada ujung hifa, sering kali dalam rantai yang panjang atau dalam kelompok. Spora tersebut tidak terbentuk di dalam sporangia, seperti halnya pada Zigomikota. Spora terbuka seperti itu disebut konidia, dari Bahasa Yunani Yang berarti “debu” (Cambell; 2003).
Klasifikasi Ascomycota.
Ada tiga Subfilum yang dijelaskan dan diterima:
Gambar: jamur Cladonia Sp.
Sumber: upload.wikimedia.org
1.Pezizomycotina adalah subfilum terbesar dan berisi semua ascomycetes yang menghasilkan ascokarp (berbuah tubuh), kecuali untuk satu genus Neolecta masuk kedalam subfilum Taphrinomycotina. Ini secara kasar setara dengan takson sebelumnya, Euascomycetes. Pezizomycotina termasuk yang paling makroskopik “ascos” seperti truffle, ergot, ascolichen, jamur cangkir (discomycetes), pyrenomycetes, lorchel, dan jamur ulat. Hal ini juga termasuk jamur mikroskopis seperti berbedak jamur bedak, jamur dermatophytic, dan Laboulbeniales.
Gambar: jamur Saccharomyces Sp.
Sumber: palaeos.com
2.Saccharomycotina terdiri dari sebagian besar ragi asli, seperti jamur ragi dan jamur Candida yang bersel tunggal (uniseluler), yang berkembang biak dengan tunas vegetatif. Sebagian besar spesies ini sebelumnya diklasifikasikan dalam takson disebut Hemiascomycetes.
Gambar: jamur Taphrina Sp.
Sumber: sharkan.net
3.Taphrinomycotina termasuk kelompok dalam Ascomycota yang diakui melalui analisis molekul (DNA).Takson ini awalnya bernama Archiascomycetes (atau Archaeascomycetes). Meliputi baik jamur hifa (Neolecta, Taphrina), ragi fisi (Schizosaccharomyces), dan Pneumocystis, parasit paru-paru mamalia. Gene sequencing Ribosomal RNA tanah menunjukkan bahwa mungkin ada subfilum keempat dari Ascomycota (disebut Tanah Clone Golongan I atau SCGI), yang belum dijelaskan kehidupannya atau didasarkan pada tubuh berbuah. SCGI organisme hanya dikenal dari sekuens DNA yang ditemukan di tanah di seluruh dunia dan ditempatkan diantara Taphriomycotina dan Saccharomycotina (Anonim. 2009).
4. FILUM BASIDIOMYCOTA
Gambar: jamur Clavulinopsis Sp.
Sumber: jabus-ps.me.uk
Sekitar 25.000 fungi, yang meliputi cendawan, fungi rak, puffball, dan rust, dikelompokan ke dalam divisi Basidiomikota. Nama itu berasal dari basidium (bahasa latin yang berarati “alas kecil “, suatu tahapan diploid sementara dalam siklus hidup oraganisme tersebut. Bentuk basidium yang mirip gada juga menyebabakan fungi tersebut dikenal dngan nama umum fungi gada (club fungi) ” (Cambell; 2003).
Pohon filogenetik berdasarkan analisis sekuen nuclear small subunit ribosomal DNA dengan jelas memperlihatkan bahwa fungi tingkat tinggi (higher fungi) adalah kelompok yang monofiletik dengan dua sister grup yang monofiletik, yaitu Ascomycota dan Basidiomycota. Filum Basidiomycota dibagi kedalam tiga kelompok utama, yaitu Uridinimycetes, Hymenomycetes, dan Ustilaginomycetes ( Sjamsuridzal dalam Gandjar, I., Wellyzar, S., Ariyanti, O.: 2006).
Variasi dalam Siklus-Hidup
Banyak variasi yang terjadi. Ada yang kompatibel sendiri dan membentuk secara spontan dikaryot tanpa terpisah dari tallus. Jamur ini dikatakan homothallic, versus heterothallic yang merupakan normal spesies pasangan kawin. Homothallic sekunder lainnya,mengandung dua nukleus yang kompatibel bermeiosis berikut basidiospore bermigrasi ke masing-masing posisi, yang kemudian tersebar sebagai dikaryon yang sudah ada sebelumnya. Seringkali spesies tersebut hanya bentuk dua spora per basidium, tetapi hal itu juga bervariasi. Setelah meiosis, pembelahan mitosis dapat terjadi di basidium. Salah satu dari basidiospores dapat terjadi angka ganjil melalui degenerasi dari nukleus, atau pasangan inti, atau kurangnya migrasi inti. Sebagai contoh, spesies Craterellus chanterelle sering memiliki 6-spora basidia, sementara beberapa spesies corticioid sistotrema dapat memiliki 2 -, 4 -, 6 -, atau 8-spora basidia, dan salah satu jamur yang dibudidayakan, Agaricus bisporus dapat memiliki 1 -, 2 -, 3 – atau 4-spora basidia dalam keadaan tertentu. Kadang-kadang morfologis beberapa taksa monokaryon dapat terbentuk sepenuhnya dan anatomis basidiomes sudah basidia dan basidiospora dalam bentuk tidak dikaryon , diploid inti, dan meiosis. Beberapa jumlah taksa langka telah memperluas siklus hidup diploid, tetapi pada umumnya. Contoh ada dalam genera jamur Armillaria dan Xerula, baik di Physalacriaceae. Basidiospora Kadang-kadang tidak terbentuk dan bagian-bagian “basidia” bertindak sebagai agen penyebaran, misalnya jeli mycoparasitic khas jamur, Tetragoniomyces atau seluruh “basidium” bertindak sebagai “spora”, misalnya dalam beberapa puffballs palsu (Scleroderma). Dalam genus patogenik manusia Filobasidiella meiosis berikut 4 inti tetap berada dalam basidium tapi terus membagi secra mitosis, masing-masing inti bermigrasi ke basidiospora membentuk serempak yang kemudian didorong ke atas oleh organisme lain yang terbentuk di bawah mereka, sehingga terdapat 4 paralel rantai kering “basidiospores”.
Variasi lain terjadi, sebagian sebagai standar siklus-hidup (yang tersendiri memiliki variasi dalam variasi) dalam perintah khusus (Anonim, 2009).
Aseksual
Jamur uniseluler _ kuncup/tunas dan fragmentasi
Jamur multiseluler _ spora, zoospora
Seksual
Spora seksual: zigospora, askosospora, basidiospora
Hidup di tempat lembab
Hidup di organisme hidup
Hidup di bangkai organisme
Dapat hidup di lingkungan yang asam
Dapat hidup di lingkungan konsentrasi gula tinggi
Lumut kerak (Lichen) bisa hidup di gurun, gunung salju, kutub
Peranan bagi manusia
Rhizopus oryzae _ Pembuatan tempe
Rhizopus nigricans _ Pembusukanpada makanan
Mucor javanicus _ Pembuatan tape
Mucor mucedo _ Pengurai kotoranhewan
Pilobolus sp _ Pengurai kotoranhewan
Mikoriza = zygomycotina akar
tumbuhan _ membantu kesuburan tanaman
kerugian
a.Dapat menyebabkan penyakit pada ikan
b.Dapat mencemari air
c,Membuat kekebalan tubuh ikan berkurang
|