TEKNOLOGI ALTERNATIF JARINGAN KOMPUTER
Onno W.Kompyuter (ing . computer - hisoblayman), EHM (Elektron Hisoblash Mashinasi) - oldindan berilgan dastur (programma) boʻyicha ishlaydigan avtomatik qurilma. Elektron hisoblash mashinasi (EHM) bilan bir xildagi atama. Purbo
Computer Network Research Group
Inter University Center on Microelectronics
Institute of Technology Bandung
Bandung 40132
FAX 022 214 417
yc1dav@process.paume.itb.ac.id
ABSTRACT
Dalam paper ini, kami akan mencoba memaparkan secara singkat alternatif perangkat lunak maupun keras yang dibutuhkan untuk mengembangkan sebuah jaringan komputer. Cara kerja peralatan / perangkat tersebut akan di jelaskan secara garis besar. Karena sebagian besar perangkat maupun informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh secara mudah & cuma cuma mudah mudahan dapat memberikan motivasi bagi teman teman di perguruan tinggi lain dalam mengembangkan jaringan komputernya masing masing
PENDAHULUAN
Gambar 1. Topologi jaringan komputer di Indonesia (February 1995).
Dalam era globalisasi, teknologi informasi jaringan komputer akan memegang peranan yang sangat menentukan dalam kompetisi di dunia mendatang. Keberhasilan dalam menguasai teknologi informasi dan jaringan komputer akan menentukan keberhasilan seseorang / institusi dalam berkompetisi di era globalisasi. Tujuan utama paper ini adalah:
• Memberikan gambaran secara garis besar kondisi / keadaan jaringan komputer di Indonesia.
• Memberikan gambaran alternatif teknologi yang ada & yang dapat diperoleh / dikembangkan sendiri di Indonesia.
• Memotivasi rekan rekan lainnya untuk bergabung & turut mengembangkan teknologi jaringan komputer di Indonesia.
Secara umum keadaan jaringan komputer di Indonesia pada bulan Februari 1995 dapat dirangkum sebagai berikut:
• A total of 83 major nodes are in operation with 67 (81%) of which are located in Bandung; the rest (19%) are spread all over Indonesia including Jakarta. Jakarta - Indoneziyaning poytaxti. Yava o.ning shim.-gʻarbiy sohilida, Chilivung daryosining Yava dengiziga quyilish joyida. Iutimi tropik ekvatorial; yillik oʻrtacha t-ra 27°. Yiliga 1800 mm yogʻin yogʻadi; havoning namligi 80%.
• Interestingly, most of the nodes (80%) are using the low cost packet radio technology to form a WAN, the rest (20%) mostly in Jakarta are using dial up UUCP / TCP/IP to reach the InterNet gateway at IPTEK NET Jakarta.
• In addition to the active nodes, there are currently at least 71 nodes are preparing their equipments and human resources to join the network.
• The estimated total user is 6049 users with 37.0% are at universities, 7.5% in research institutions, 1.7% NGO, 34.7% in government institutes, and 19.1% commercial / industries.
• Approximately 68.3% of total users accessible in Jakarta; 30.1% users reside in Bandung city (24.4% are users of ITB).
• Major applications are 4 major electronic mailing lists, 14 major newsgroups & Gopher / WWW servers.
• Estimated growth rate is 700% per year.
Karena jaringan komputer ini terdiri dari beberapa inisiatif, maka sering kali di sebut dengan nama jaringan komputer Paguyuban. Rangkuman beberapa penghubung ke jaringan InterNet yang beroperasi
di Indonesia adalah:
IPTEK NET
TCP/IP 300bps to Aachen Germany
TCP/IP 64Kbps to SprintNet (USA)
Universitas Indonesia
UUCP 14.4Kbps to UUNET (USA), DIALIX (OZ)
Institut Teknologi Bandung
TCP/IP 38.4Kbps to CRL in Kashima, Japan via ETS V (experimental)
Store and Forward AX.25 VITASAT to InterNet.
Beberapa hal yang akan dibahas dalam paper ini adalah:
• Beberapa aplikasi utama sebuah jaringan komputer.
• Contoh penggunaan jaringan komputer untuk pengembangan masyarakat.
• Perangkat lunak & cara kerja perangkat tersebut.
• Beberapa alternatif perangkat keras untuk teknologi jaringan komputer.
BEBERAPA APLIKASI UMUM SEBUAH JARINGAN KOMPUTER
Pertanyaan yang sering dilontarkan tentang jaringan Paguyuban ini, antara lain adalah - apa keuntungan / kegunaan utama jaringan ini? Untuk menjawab pertanyaan jenis ini ada baiknya kita membahas sedikit tentang berbagai "tool" aplikasi yang tersedia dan banyak digunakan dalam jaringan komputer, antara lain:
Received: from MAILQUEUE by SYSTEM (Mercury 1.12); Mon, 27 Feb 95 10:31:58 0700
Return path:
From:
Received: from mail in.un.org(157.150.191.1) by internet.un.org via smap (V1.3)
id sma018449; Sun Feb 26 21:16:38 1995
Date: Mon, 27 Feb 95 09:19:09 EST
Message Id: <9501267938.AA793862312@mail in.un.org>
To: yc1dav@system.paume.itb.ac.id
Subject: Let's meet in Bangkok
Dear Onno,
Thanks a lot for your response to my inquiry on Indonesian IT
development in the public sector. Thanks also for the status report,
which I read with great interest.
I would indeed like to meet with you while you are in Bangkok on 14 16
March. Bangkok, Bankok - Tailand poytaxti. Mamlakatning jan.da, Menamchao-Praya daryosining chap sohilida (oʻng sohilida B.ning bir qismi - Tonburi joylashgan). Aholisi 5,5 mln. kishi (1993). Koʻpchiligi siyomliklar, qisman xitoylar. B. Can you come and visit our office on any of those days? ESCAP
is located in the United Nations Building at Rajadamnern Nok Avenue,
Bangkok 10200. We are on 8th floor (Statistics Division) of the main
building. Our office hours are from 7 (yes, seven) to 15.15, but
anything before 4 pm. will be OK for me at least. My direct number is
2881649. There is security downstairs, so you need some kind of ID
with you. I'll be particularly busy during that time as the team of
developers for the ESCAP statistical info system will be in. (I'm
coordinating that development). But I'll definitely make myself
available to discuss with you. I'll also check with my colleagues if
some of them will be available.
Neither your hotel nor your local contact are too far from here so you
don't need to experience too much of the horrendous commuting.
Looking forward to meeting you. Ilpo.
1Contoh E-mail yang penulis terima dari kantor United Nation di Bangkok Thailand.
• Surat elektronik (E-mail), yang merupakan alternatif aplikasi untuk mengirimkan surat secara elektronik menggunakan komputer sehingga jauh lebih cepat dan effisien dibandingkan jasa Pos maupun FAX. Di samping itu, keberadaan fasilitas surat elektronik dapat mempercepat proses interaksi antar lembaga karena tidak melalui birokrasi surat yang berbelit-belit.
Sebagai contoh, penulis melampirkan sebuah diskusi antara penulis dengan Bapak Ilvo seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di Bangkok. Tampak bahwa keberadaan e-mail telah menghilangkan banyak sekali birokrasi yang memungkinan seseorang dapat berkomunikasi dengan lebih lincah.
• Pengiriman / transfer file, fasilitas pengiriman berkas elektronik. Berkas yang dikirim dapat berupa program-program komputer maupun tulisan dalam format yang digunakan oleh program pemroses kata. Hal ini sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan terutama dalam pengiriman laporan / proposal maupun hasil kerja berupa perangkat lunak / disain dalam media elektronik. Di samping itu, beberapa pusat aktifitas jaringan komputer Paguyuban sedang menyiapkan pusat data yang cukup besar yang bisa diakses melalui jaringan komputer, seperti:
IPTEK-NET - fasilitas data base penelitian di Indonesia.
PDII LIPI - fasilitas data base.
PAU Mikroelektronika ITB - CD-ROM dan harddisk 1.2Gbyte.
PUSILKOM-UI - CD-ROM.
• Diskusi / konferensi elektronik, merupakan media konferensi yang dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa terikat pada dimensi ruang dan waktu sehingga sangat effektif untuk penggunaan sebagai media transfer teknologi, pendidikan jarak jauh, koordinasi antar lembaga, koordinasi pengembangan wilayah yang melibatkan banyak orang sekaligus yang tersebar dalam wilayah yang sangat luas. Saat ini ada beberapa diskusi elektronik yang cukup aktif dijalankan di jaringan komputer Paguyuban, antara lain:
id.pau.mikro - merupakan kelompok diskusi para karyasiswa Indonesia di luar negeri yang mengkhususkan diri pada masalah mikroelektronika & komputer.
id.net.sysop - kelompok diskusi elektronik aktifis jaringan komputer Paguyuban tentang masalah teknologi jaringan komputer maupun koordinasi operasinal jaringan.
• Fasilitas untuk remote login, memungkinkan untuk menggunakan mesin-mesin komputer yang berada pada lokasi yang jauh. Hal ini akan sangat menguntungkan jika diperlukan akses ke komputer-komputer yang mempunyai spesifikasi khusus yang sangat jarang di Indonesia. Sebagai gambaran, misalnya BPPT / IPTN mempunyai super komputer Cray maka para peneliti / pengguna Cray di luar jawa tidak perlu menghabiskan biaya perjalanan ke Jakarta atau Bandung hanya untuk menggunakan mesin Cray tsb. Hal ini akan sangat menghemat waktu maupun biaya.
WELCOME TO
ITB CNRG COMPUTER NETWORK
A Glimpse on ITB
The main ITB campus is located on a 28 acre land at Jalan Ganesha
10, Bandung 40132. A 4.2 acre sport activity center at Lebak
Siliwangi next to the main ITB campus is available for ITB. ITB is
supported by a total of 1,073 educational staffs with 7% Full
Proffesors, 58% Associate and 35% Assistant. About 30% holding Ph.D
degree, 20% Master degree and 50% holding bachelor degree.
ITB Networking Capacity
ITB Net is a the largest self supporting network ever implemented
within one institution / university in Indonesia. Most of the
funding is obtained from individual and departmental funding within
ITB. The total user of ITB Net is reaching 1,700 users. Mostly
connected via slow 1200bps radio network. However, a significant
effort to integrate the campus network via 10Mbps thick ethernet
network is currently performed by the Electrical Engineering
Department at ITB.
ITB Net services include:
• E mail servers (very typical).
• WWW Servers
• Gopher Servers
• FTP Servers
Main networking activities in Campus are supported by The
Computer Network Research Group at Inter University Center on Microelectronics and the Department of Electrical Engineering.
Research Activities
Research funding at ITB is in the order of 9.7 Billion rupiah for 180
research topics. Source of funding 14% from government, 30% private
companies and 56% government owned companies. Research topics
composition 23% in telecommunication, 18% in oil, 18% in natural
resources, 8% in geology and mining, 8% in transportation, 8% in
aeronautics and space, 5% in recycling.
2Contoh Home-Page HTTP server yang dijalankan di jaringan komputer ITB.
• Basis data yang terdistribusi, merupakan program aplikasi yang memungkinkan untuk mengkoordinasikan basis data yang tersebar diberbagai instansi / komputer sehingga mudah sekali bagi pengguna jaringan dalam mencari informasi / data. Keseluruhan proses dijalankan secara otomatis dan transparan bagi pengguna jaringan, sehingga sangat memudahkan operasi basis data terdistribusi tsb. Fasilitas ini sedang diaktifkan menggunakan program Gopher & Hyper Text Transport Protocol (HTTP), yang antara lain di operasikan di IPTEK-NET (BPPT), lingkungan ITB, lingkungan PDII-LIPI.
Bentuk keluaran dari database tersebut sudah sangat user-friendly, tampak pada lampiran teks adalah home page ITB yang di akses melalui HTTP server di www.ee.itb.ac.id.
Berdasarkan "tool" yang dijelaskan diatas, dapat diturunkan beberapa aplikasi jaringan komputer Paguyuban yang saat ini sedang berjalan secara aktif, antara lain:
• Adanya kecenderungan penggunaan jaringan komputer khususnya yang melibatkan berbagai instansi / lembaga dalam wilayah yang sangat luas terutama memudahkan interaksi secara personal dan tidak dibebani oleh birokrasi yang sering kita dapati diberbagai lembaga / instansi yang ada.
• Adanya usaha yang sistematis sedang berjalan dengan pesat untuk melakukan transfer teknologi yang di bantu oleh rekan-rekan karyasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri melalui jaringan komputer InterNet.
• Usaha yang sistematis dalam membentuk industri kecil / menengah untuk menunjang penyediaan peralatan maupun SDM bagi pengembangan lebih lanjut jaringan komputer Paguyuban. Hal ini sangat penting & strategis terutama untuk melepaskan ketergantungan Paguyuban Network pada perangkat dari luar negeri.
Adalah cita-cita kami untuk membangun sebuah jaringan komputer di Indonesia yang terkait pada InterNet. Saat ini beberapa orang di Indonesia (termasuk kami) bertindak sebagai koordinator IP address untuk jaringan komputer TCP/IP di Indonesia. Hal ini nantinya akan memudahkan Indonesia jika suatu saat nanti jaringan TCP/IP yang ada akan bergabung ke InterNet. Beberapa alternatif konsep dan strategi penggunaan jaringan komputer sebagai media pembangunan telah dikemukakan, konsep-konsep ini kami coba tuangkan dalam beberapa bagian dibawah ini.
CONTOH KONSEP PENGGUNAAN JARINGAN KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN
Konsep yang kami pikirkan untuk membangun sistem perekonomian berbasis jaringan komputer adalah dengan menggunakan informasi semaksimal mungkin untuk membangun masyarakat atas inisiatif masyarakat itu sendiri yang bertumpu pada pranata ekonomi yang ada. Pendekatan ini diharapkan agar dapat menjamin kesinambungan perkembangan sistem maupun perekonomian tersebut. Konsep ini bertumpu pada pengembangan wilayah yang bertumpu pada masyarakat itu sendiri. Secara konseptual sistem informasi berbasis jaringan komputer khususnya yang berkaitan dengan pengembangan wilayah / masyarakat dapat kita pandang dari dua arah / pendekatan, yaitu:
• Pendekatan struktural.
• Pendekatan fungsional.
Gambar 2. Konsep sistem informasi berbasis jaringan komputer.
Secara struktur kita dapat melihat sebuah sistem informasi berbasis jaringan komputer secara berlapis. Lapisan konseptual lapisan sistem informasi berbasis jaringan komputer dapat dilihat pada gambar. Secara umum dapat kita bagi dalam empat lapisan utama, yaitu:
• Lapisan fisik berupa peralatan komputer yang terkait dalam sebuah jaringan komputer.
• Lapisan perangkat lunak aplikasi penunjang, dapat berupa dBase, spread sheet dll.
• Lapisan aplikasi sistem informasi, seperti Geographics Information System (GIS), Management Information System (MIS).
• Lapisan konseptual berupa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) dan/atau Expert System (ES) untuk mempercepat proses pengambilan keputusan & kebijaksanaan.
Umumnya pengambil kebijaksanaan atau praktisi lapangan di Indonesia sudah cukup mahir untuk menguasai teknik-teknik pada dua lapisan teratas dalam konsep sistem informasi yang mengkaitkan wilayah luas. Akan tetapi masih perlu banyak pemikiran / usaha untuk mengintegrasikan kedua lapisan aplikasi dan konseptual diatas dengan lapisan fisik jaringan komputer yang memungkinkan efisiensi pengembangan sistem informasi yang meliputi wilayah luas tanpa perlu terikat secara fisik pada dimensi ruang dan waktu. Bayangkan bahwa seorang perencana pembangunan, investor, bankir di Indonesia cukup dengan menekan sebuah tombol komputer dapat langsung mengetahui kondisi perekonomian dalam wilayah yang luas yang selalu ter-audit dan di up-date setiap hari. Tentunya hal yang dibayangkan tadi masih jauh dari kenyataan, akan tetapi beberapa usaha sistematis untuk melakukan integrasi sistem informasi, seperti, GIS dan MIS, dengan jaringan komputer sedang dilakukan dengan kerjasama multi-disiplin, antara lain oleh, PPLH-ITB, PAU Mikroelektronika ITB.
Gambar 3. Strata informasi dalam kaitan pengambilan keputusan / operasional.
Strata informasi perlu diperhatikan secara seksama dalam implementasi konsep ini. Ada informasi-informasi tingkat lokal yang sifatnya operasional / tactical yang tidak terlalu berpengaruh pada kebijaksanaan tingkat regional maupun nasional. Jadi topologi fisik jaringan perlu dipikirkan untuk disesuaikan dengan strata informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya, kepadatan arus informasi akan cukup padat pada strata lokal, pada tingkat yang lebih tinggi arus informasi relatif lebih rendah dibandingkan tingkat yang dibawahnya karena adanya proses filtering terhadap informasi tingkat lokal sehingga hanya informasi-informasi yang sangat berpengaruh terhadap kebijaksanaan tingkat regional / nasional yang perlu ditransmisikan pada jaringan tulang punggung tingkat regional / nasional. Strata informasi ini dapat dilihat sebagai sebuah segitiga informasi pada gambar. Untuk lebih membumikan konsep di atas, ada baiknya dibahas secara lebih rinci contoh aplikasi lapangan yang sedang berjalan saat ini.
Aplikasi jaringan komputer yang akan diketengahkan pada kesempatan ini adalah konsep penggunaan jaringan komputer untuk mengkaitkan sistem koperasi untuk menumpu sistem perekonomian. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengangkat tujuan / fungsi sebuah sistem informasi untuk mencapai pemerataan pendapatan dalam sebuah masyarakat [1]. Kondisi ini mungkin dicapai dengan menyempitkan berbagai jurang sosial-ekonomi yang ada, seperti yang tampak dengan jelas saat ini adanya perbedaan tingkat sosial, ekonomi maupun pendidikan antar wilayah di Indonesia. Sayangnya, acuan keberhasilan pembangunan yang umum dipakai, seperti GNP, sifatnya sangat global yang akhirnya cenderung untuk mengadopsi berbagai kebijaksanaan yang bersifat memaksimalkan hasil produksi dan pemasaran secara nasional. Hal tsb. diatas secara tidak langsung menyembunyikan berbagai permasalahan sosial-ekonomi pada tingkat keluarga, wilayah maupun sektor informal. Pada kesempatan ini kami mencoba membahas sebuah pemikiran untuk mengaplikasikan jaringan komputer / sistem informasi untuk pembangunan masyarakat pedesaan [1]. Konsep ini diharapkan tidak hanya mengacu para referensi-referensi global seperti GNP tetapi juga pada refensi-referensi lokal pada tingkat keluarga yang dibantu dengan adanya informasi yang direkam oleh keberadaan jaringan komputer. Tentunya pemikiran ini tidak hanya terbatas pada pengembangan pedesaan tapi dapat ditranslasikan pada penggunaan lainnya seperti pembangunan industri kecil / menengah maupun SDM pada tingkat D1-D3. Konsep ini pengembangan wilayah pedesaan berbasis sistem informasi yang ditumpangkan pada jaringan pra-koreasi simpan-pinjam sedang dalam proses implementasi di daerah Jasinga, Jawa Barat dengan dimotori oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB.
Bagaimana kemungkinan implementasi konsep diatas? Dua hal yang cukup menentukan dalam implementasi konsep diatas, yaitu:
• pembiayaan proses yang berjalan
• pemilihan teknologi informasi yang tepat
Institusi ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi regional yang ada. Agar sistem (jaringan informasi untuk pengembangan wilayah pedesaan) tidak tergantung dari atas, pembiayaan sistem yang disarankan dapat langsung diperoleh dari assosiasi pra-koperasi itu sendiri dengan memakai "bunga" pinjaman sebagai modal. Tentunya dibutuhkan jumlah anggota minimal dalam pra-koperasi ini (misalnya 25 kepala keluarga) agar dapat tetap hidup tanpa perlu bantuan dari luar. Sebuah assosiasi pra-koperasi dengan anggota 20-30 pra-koperasi cukup mudah menyediakan dana sebesar 4-6 juta rupiah per-tahun untuk membiayai sistem informasi antar pra-koperasi.
Pemilihan teknologi informasi sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang ada. Kondisi pedesaan yang ada tampaknya tidak memungkinkan untuk menggunakan komputer mikro (laptop) di tingkat pra-koperasi. Akan tetapi cukup mudah bagi kita untuk mendidik lulusan sekolah menengah di pedesaan untuk mengoperasikan sebuah komputer laptop. Sebuah komputer laptop dapat diperoleh dengan dana sebesar 1.5-2 juta rupiah, sisa dana dapat digunakan untuk biaya operasi bagi operator tamatan sekolah menengah ini untuk berkeliling ke pra-koperasi serta mengumpulkan data setiap bulan. Dalam assosiasi pra-koperasi tingkat kecamatan atau kabupaten jaringan informasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang relatif lebih canggih seperti menggunakan teknologi jaringan komputer menggunakan radio (paket radio) [2][3].
Bayangkan apa yang mungkin kita peroleh dengan mengkaitkan dengan informasi yang ada pada proses simpan pinjam pada institusi ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam, misalnya:
• Informasi yang ada dapat berupa penghasilan yang diperoleh (misalnya dari hasil bumi), keadaan sumber penghasilan anggota pra-koperasi dll. Dengan menggabungkan informasi yang ada dari berbagai pra-koperasi di suatu wilayah, keadaan wilayah dapat ditela'ah. Informasi ini akan sangat berguna bagi pengambilan keputusan-keputusan untuk mengembangkan wilayah yang dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi maupun untuk menarik investasi dari luar ke dalam suatu wilayah (dalam hal ini wilayah pedesaan).
• Pola penggunaan sumber daya lokal. Pola ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi sederhana, misalnya, menggunakan teknik-teknik regresi yang dikaitkan dengan pemrograman linier. Bertumpu pada data pra-koperasi yang terintegrasi dan teraudit dengan baik, prediksi dapat dilakukan untuk banyak hal, seperti:
Estimasi tingkat bunga yang cukup aman untuk melakukan investasi yang menguntungkan semua pihak.
Pola perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya lokal maupunm dalam melakukan operasi ekonomi.
Alokasi dana pada tingkat keluarga dan wilayah. Konsep pengembangan wilayah yang kami pikirkan bertumpu pada pengkaitan informasi dalam sistem pra-koperasi simpan-pinjam. Informasi khususnya tentang peri-kehidupan ekonomi anggota koperasi dapat secara tidak langsung dicerminkan dari kegiatan simpan pinjam yang dilakukan.
Study pola investasi yang terbaik yang mungkin dilakukan pada suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat maupun sumber daya yang ada pada wilayah tersebut.
• Di tinjau dari sumber pinjaman. Bank melalui jaringan komputer dapat melayani jaringan assosiasi pra-koperasi tingkat pertama, dengan performance collateral yang didasarkan atas informasi dari komputer laptop yang di-audit. Jika diperlukan, audit ditingkat pra-koperasi dapat juga dilakukan secara acak tetapi periodik. Pinjaman diberikan pada asosiasi, yang kemudian menyalurkannya pada anggota atas dasar tanggungan sambung-renteng.
• Tapi sumber pinjaman tidak hanya bank, melainkan dari interlending di tingkat asosiasi pertama dan kedua, jika ada mungkin asosiasi tingkat ke tiga dst. Bank juga akan memberikan pinjaman pada tingkat-2 yang bersangkutan menurut besarnya asosiasi. Hal ini dapat merupakan investasi yang bertingkat, semakin tinggi asosiasinya, semakin besar dana yang dapat dipinjam. Jadi sesuai dengan konsep PIR yang terbalik, seluruh proses dikendalikan dari bawah (bottom-up approach). Implikasi konsep ini adalah untuk mengadakan integrasi ekonomi lokal pada ekonomi regional, pemerataan, dsb.
• Arus informasi juga dapat berbalik, dibawa oleh komputer laptop dari atas ke bawah, misalnya:
Informasi pasaran komoditi yang tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat pedesaan yang memungkinkan mereka untuk mengakses langsung pasar komoditi dan dapat memilih sendiri harga yang paling menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri.
Peraturan-peraturan yang ada, bahkan mungkin dilakukan interaksi antara pihak pembuat peraturan dengan masyarakat itu sendiri agar diperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi masyarakat tersebut.
Berbagai teknologi tepat-guna yang akan sangat berguna bagi proses pembangunan fisik di pedesaan. Yang penting untuk dipahami adalah kemungkinan untuk melakukan interaksi secara aktif dengan para ahli di luar daerah pedesaan yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan proses implementasi teknologi tepat guna tersebut.
Dakwah
Informasi mengenai masalah organisasi dan manajemen.
Tentunya masih banyak lagi informasi yang mungkin mengalir dari atas. Yang penting disini adalah pengembangan fungsi yang sangat strategis: Technical & Management Service Organization, dimana operator laptop merupakan perantara anggota pra-koperasi dengan para ahli dan dunia luar. Operator laptop ini yang mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan, dimasukan dalam komputer laptop dan jawaban dari tenaga ahli diluar disampaikan tertulis melalui komputer laptop. Ditambah dengan program radio dan koran masuk desa, bukan mustahil akan terjadi revolusi informasi di pedesaan.
• Sistem jaringan informasi pra-koperasi ini dapat pula dihubungkan dengan pembangunan wilayah yang didasarkan atas mobilisasi sumberdaya lokal, yang dipertemukan dengan sumberdaya luar yang terkendalikan dari bawah. Atau setidaknya, yang dari bawah terorganisasikan untuk mengadakan collective bargaining, ditunjang oleh informasi yang meyakinkan dengan kekuatan moneter yang ter-audit dengan baik. Secara keseluruhan sistem yang dikembangkan dapat melakukan interfacing dengan sistem pembangunan / perencanaan pembangunan nasional dengan kontrol yang lebih ketat dari bawah maupun atas sehingga dapat diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan banyak pihak khususnya masyarakat pedesaan.
Gambar 4. Konsep pengembangan wilayah berbasis sistem informasi
• Selanjutnya, mari kita telaah sistem yang dikembangkan sebagai sistem kebijaksanaan yang sifatnya nasional. Sistem yang kami pikirkan berbeda dengan sistem koperasi konvensional yang kita kenal, dimana informasi yang ada umumnya terbelenggu pada tingkat pra-koperasi / koperasi dan relatif tertutup bagi sistem diatasnya. Dapat dibayangkan, dalam sistem ini kita mendapatkan GIS (Geographic Information System) secara gratis sebagai hasil sampingan. Caranya dengan memasukkan setiap bulan tambahan satu atau dua variabel ke dalam komputer, pada saat melayani anggota pra-koperasi. Integrasi GIS dengan jaringan komputer radio memungkinkan untuk memperoleh data informasi yang akurat dalam waktu singkat yang memudahkan proses perencanaan pembangunan. Hal ini dimungkinkan karena adanya partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey GIS.
Dengan adanya aktifitas penelitian di PPLH-ITB dalam melakukan mapping menggunakan teknologi small format areal photopgraphy yang relatif murah dapat kita bayangkan bahwa GIS yang dikembangkan mungkin dapat juga meliputi Land Information System (LIS) yang sifatnya strategis. Masalah transmisi data berjumlah besar yang dibutuhkan dalam GIS dan LIS sebetulnya tidak menjadi masalah yang cukup menghambat apalagi dengan dikembangkannya sistem packet radio kecepatan tinggi yang akan diketengahkan di akhir tulisan ini.
Gambaran konseptual dari pemikiran ini diperlihatkan pada Gambar. Konsep pengembangan wilayah berbasis sistem informasi atas inisiatif masyarakat itu sendiri saat ini sedang dalam tahap implementasi oleh kelompok yang dipimpin oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB di daerah Jasinga (Antara Bogor dan Banten). Sifat penelitian adalah Partisipatory Action Research yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan World Bank.
Tentunya untuk merealisasikan konsep ini perlu dijustifikasi dengan usaha-usaha sistematis dalam melakukan dukungan teknis peralatan yang digunakan. Usaha untuk membangun industri penunjang maupun penguasaan teknologi yang diperlukan akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian selanjutnya.
|