Selain berdasarkan sumber bunyi, berikut ini merupakan klasifikasi alat musik berdasarkan cara memainkan:
Alat musik tiup menghasilkan suara sewaktu suatu kolom udara didalamnya digetarkan. Tinggi rendah nada ditentukan oleh frekuensi gelombang yang dihasilkan terkait dengan panjang kolom udara dan bentuk instrumen, sedangkan timbre dipengaruhi oleh bahan dasar, konstruksi instrumen dan cara menghasilkannya. Contoh alat musik ini adalah trompet dan suling.
Alat musik pukul menghasilkan suara sewaktu dipukul atau ditabuh. Alat musik pukul dibagi menjadi dua yakni bernada dan tidak bernada. Bentuk dan bahan bagian-bagian instrumen serta bentuk rongga getar, jika ada, akan menentukan suara yang dihasilkan instrumen. Contohnya adalah kolintang (bernada), drum (tak bernada).
Alat musik petik menghasilkan suara ketika senar digetarkan melalui dipetik. Tinggi rendah nada dihasilkan dari panjang pendeknya dawai.
Alat musik gesek menghasilkan suara ketika dawai digesek. Seperti alat musik petik, tinggi rendah nada tergantung panjang dan pendek dawai.
Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah dulunya memiliki alat musik yang cukup lengkap untuk mendukung segala aktifitas pertunjukan seperti suling, akordion, keyboard, biola, conga. Setelah zaman terus berkembang dan sudah sangat jarang sekali orang yang bisa menggunakan alat musik seperti aqordion dan suling maka sarana dan prasarana di grup ini juga semakin berkurang dan ini termasuk dalam sarana yang sekarang hanya menggunakan seperti biola, conga, keyboard, dan tamborin. Berikut ini adalah daftar alat musik yang biasa digunakan oleh Nurul Hasanah dalam pertunjukan yang dilakukan.
Tabel 3.2:
Daftar Alat Musik Barat yang Digunakan Nurul Hasanah
No
|
Nama Alat Musik
|
Klasifikasi Berdasarkan Sumber Bunyi
|
1.
2.
3.
4.
|
Biola
Conga
Keyboard
Tamborin
|
Kordofon
Membranofon
Elektrofon
Idiofon
|
a. Biola
Alat musik senar meliputi seluruh alat musik yang menggunakan dawainya yang suara itu dihasilkan oleh getaran dari sebuah senar yang ditegangkan contohnya adalah biola. Biola adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan cara digesek. Biola memiliki empat senar (G-D-A-E) yang disetel berbeda satu sama lain. Senar pertama yaitu E, senar kedua yaitu A, senar ketiga yaitu D, dan senar keempat dan sekaligus nada yang paling rendah adalah G. Cara memainkannya dengan menempatkan pangkalnya di antara dagu dan pundak. Biola memiliki bagian-bagian dari tubuhnya sendiri yaitu:
1. Peg yaitu kuping biola.
2. Bridge yaitu jembatan biola.
3. Chinrest yaitu penyangga dagu.
4. Talpis yaitu tali untuk menahan antara steam senar, jembatan dan kuping biola.
5. Body yaitu tubuh atau badan biola.
Tapi ada satu perbedaan dalam instrumen biola ini yang agak berbeda yaitu cara steam dalam biola klasik biasanya ke steaman biola untuk musik Padang Pasir ini sangat berbeda, karena senar yang biasanya disebut senar E menjadi D, senar A menjadi senar G, senar D menjadi senar C, dan senar G menjadi senar F. Masing-masing steaman turun menjadi satu laras dan itu dilakukan dari dulu hingga sekarang, karena menurut pendapat para musisi dulu memang seperti itu guna untuk mendapatkan nada-nada yang rendah dan indah.
Dari zaman ke zaman Nurul Hasanah selalu menggunakan biola sebagai sarana dan prasarana dalam hiburan ini. Walaupun biola berasal dari negara barat tapi biola sangat berperan dan berfungsi dalam musik Padang Pasir yaitu sebaagai pembawa melodi.
b. Conga
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah instrumen perkusi biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai pengiring dalam suatu permainan musik. Perkusi yang di pergunakan dalam grup musik Nurul Hasanah termasuk dalam klasifikasi membranofon. Membranofon adalah alat musik yang suaranya dihasilkan oleh getaran kulit alat musik itu sendiri contohnya Conga. Conga adalah alat musik pukul yang terbuat dari kayu keras yang dibentuk bulat panjang dan memiliki rongga di tengahnya agar dapat mengeluarkan suara dan juga memiliki kulit yang biasanya terbuat dari kulit kambing atau kulit kerbau yang fungsinya untuk menghasilkan suara indah. Conga memiliki dua tubuh kanan dan kiri yang masing-masing mempunyai peran dan bunyi yang berbeda.
Dalam setiap jenis musik, perkusi memainkan peranan yang penting dalam pertunjukkan contohnya conga. Conga digunakan sebagai penjaga tempo, dan beat yang memungkinkan para pemain berjalan secara serempak dalam irama dan kecepatan yang sama. Conga yang termasuk di dalam instrumen musik Padang Pasir ini sangat berperan, karena selain untuk sarana dan prasarana conga juga berperan untuk menghasilkan bentuk-bentuk tempo atau rithim yang berbeda. Conga ini di pergunakan atau berperan hanya untuk lagu yang bernuansa islami saja, karena sangat berperan dan berfungsi untuk mengindahkan bentuk-bentuk tempo di dalam lagu.
c. Keyboard Elektrik
Menurut sejarah keyboard sudah ada sejak zaman kuno yang menggunakan tangga nada diatonis dan dibedakan dengan dua tone yang putih dan hitam. Keyboard elektrik adalah alat musik yang sama seperti piano, dan hanya berbeda pada tuts dan bentuknya. Piano memiliki tuts yang keras, bentuknya besar dan sangat berat serta hanya menggunakan senar-senar untuk menghasilkan suara. Sedangkan keyboard elektrik memiliki tuts yang lunak, bentuknya kecil dan lebih ringan sehingga mudah untuk dipindahkan atau dibawa dan suaranya juga agak berbeda dengan piano. Keyboard harus menggunakan arus listrik sehingga dia dapat mengeluarkan suara, keyboard juga memiliki program-program yang sama pada komputer, karena instrumen keyboard tidak bisa dipergunakan kalau tidak di operasikan menurut petunjuk-petunjuk yang ada di instrumen keyboard elektrik itu sendiri.
Keyboard elektrik adalah sumber sarana dan prasarana yang sangat paling penting, karena setiap lagu yang ingin dimainkan semua bersumber dari bunyi keyboard itu sendiri. Karena keyboard memiliki lagu-lagu yang sudah di program menjadi bentuk sequenser. Style manual keyboard hanya berfungsi sebagai tempo, akor dan melodi untuk memperlengkap atau mengiring instrumen biola dan conga, dan musik pada lagu-lagu yang akan dibawakan yaitu seperti musik yang bernuansa islami dan juga pada lagu lain. Peran dan fungsi keyboard hanya sebagai tempo di dalam program dan mengiringi instrumen biola dan conga dengan akord-akord dan bisa juga menjadi melodi, guna bergantian dengan melodi biola.
4. Tamborin
Tamborin adalah termasuk alat musik idiophone yaitu alat musik yang tidak bernada dan dimainkan dengan digoncang. Alat musik ini selalu dipergunakan didalam berlangsungnya pertunjukan dalam irama Padang Pasir yang bernuansa islami dan juga yang bernuansa non -Islami juga. Peran dan fungsi tamborine ini hanya mengikuti tempo conga dan keyboard.
3.3.3 Tempat Latihan dan Jadwal latihan
Sebagai grup musik yang cukup digemari, rutinitas kegiatan mereka sebagai menghibur tamu-tamu akan membuat masyarakat sangat senang dan akan terus menjadi pusat perhatian masyarakat yang berminat untuk mengundang grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah di event-event yang selanjutnya. Lagu-lagu yang dimainkan oleh grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah adalah lagu-lagu lama yang diciptakan oleh Bapak Prof. H. Ahmad Baqi. Untuk memiliki nilai jual yang tinggi, lagu-lagu lama tersebut dikemas dengan cara yang menarik. Selain lagu-lagu islami, grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah juga membawakan lagu-lagu Melayu, Dangdut, Pop, India,, dan Batak. Oleh sebab itu diperlukan latihan yang teratur yang dilakukan minimal sekali dalam seminggu. Proses latihan seperti itu dilakukan, karena setiap anggota Nurul Hasanah sudah memiliki latar belakang musik dan setiap anggota harus bertanggung jawab dengan alat musik yang dikuasainya. Setiap latihan lagu yang dilatih selalu berbeda sesuai dengan permintaan dari setiap orang yang mengundang grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah.
Sebelum melakukan latihan terlebih dahulu ada beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu:
Menentukan jadwal latihan,
Mempersiapkan peralatan berupa alat musik yang dibutuhkan pada saat melakukan latihan,
Mempersiapkan lagu-lagu atau musik yang akan dilatih.
Selain persiapan sebelum latihan, setelah latihan selesai ada juga hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
Membereskan peralatan musik,
Mendiskusikan setiap kekurangan yang terdapat dalam latihan,
Membicarakan jadwal pertunjukan terdekat dan lagu-lagu atau musik apa saja yang akan ditampilkan dalam pertunjukan tersebut,,
Membicarakan jadwal latihan berikutnya,
Tabel 3.1:
Jadwal Grup Padang Pasir Latihan Nurul Hasanah
Dengsan Sampel Januari sampai Maret 2012
BULAN
JANUARI FEBRUARI MARET
HARI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Senin √ √ √ √ √ √
Selasa √ √ √ √ √ √
Rabu √ √ √ √ √ √
Kamis √ √ √ √ √ √
Jumat √ √ √ √ √ √
Sabtu
Minggu
Tabel 4.3. Jadwal Latihan
3.4 Pendapat Masyarakat
Nurul Hasanah adalah sebuah grup musik Padang Pasir yang menggarap musik-musik Islami irama Padang Pasiryang terdapat di Sumatera Utara dan bersekretariat di Asrama 121 Kebun Lada,Binjai. Tentunya keberadaan Nurul Hasanah tidak asing lagi bagi masyarakat yang ada di Kota Binjai, itu dibuktikan dengan banyaknya kegiatan-kegiatan atau acara yang diadakan masyarakat setempat yang menggunakan Nurul Hasanah sebgai wadah hiburan acara mereka. Selain itu pemerintah Kota Binjai juga sering menggunakan jasa dari Nurul Hasanah untuk melakukan pertunjukan yang mewakili pemerintah, baik itu di kotaBinjai, maupun diluar kota Binjai. Tentunya dengan begitu, keberadaan Nurul Hasanah tidak asing lagi bagi orang-orang yang bekecimpung dalam seni musik di kota Binjai, khususnya seni musik yang berirama Padang Pasir.
BAB IV
ANALISIS GUNA DAN FUNGSI
4.1 Pengertian Penggunaan dan Fungsi
Dalam kajian-kajian terhadap fungsi musik di dalam kebudayaan, umumnya para etnomusikolog, terutama yang mendukung gagasan fungsi dari Alan P. Merriam, biasanya sepakat untuk membedakan pengertian guna dan fungsi. Lebih lanjut, dalam tataran yang lebih mum, menurut pendapat Bronislaw Malinowski, yang dimaksud fungsi itu intinya adalah bahwa segala aktivitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah keinginan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya.
Kesenian sebagai contoh salah satu unsur kebudayaan, terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan keinginan nalurinya terhadap keindahan. Ilmu atau ilmu pengetahuan juga timbul karena keinginan naluri manusia untuk tahu. Namun banyak pula aktivitas kebudayaan yang terjadi karena kombinasi dari beberapa macam human need itu. Dengan pahaman ini seorang peneliti bisa menganalisis dan menerangkan banyak masalah dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan manusia.15
Sejalan dengan pendapat Malinowski, orkes padang Pasir Nur hasanah di Binjai Sumatera Utara timbul dan berkembang karena diperlukan untuk memuaskan suatu rangkaian keinginan naluri masyarakat Islam di kawasan ini dan Sumatera Utara pada umumnya. Musik ini timbul, karena masyarakat pengamalnya ingin memuaskan keinginan nalurinya terhadap keindahan. Namun lebih jauh dari itu, akan disertai dengan fungsi-fungsi lainnya, seperti integrasi masyarakat, hiburan, kontinuitas budaya, dan lainnya.
Selanjutnya Radcliffe-Brown mengemukakan bahwa fungsi sangat berkait erat dengan struktur sosial masyarakat. Bahwa struktur sosial itu hidup terus, sedangkan individu-individu dapat berganti setiap saat. Dengan demikian, Radcliffe-Brown yang melihat fungsi ini dari sudut sumbangannya dalam suatu masyarakat, mengemukakan bahwa fungsi adalah sumbangan satu bagian aktiviti kepada keseluruhan aktivitas di dalam sistem sosial masyarakatnya. Tujuan fungsi adalah untuk mencapai tingkat harmoni atau konsistensi internal, seperti yang dihuraikannya berikut ini.
By the definition here offered ‘function’ is the contribution which a partial activity makes of the total activity of which it is a part. The function of a perticular social usage is the contribution of it makes to the total social life as the functioning of the total social system. Such a view implies that a social system ... has a certain kind of unity, which we may speak of as a functional unity. We may define it as a condition in which all parts of the social system work together with a sufficient degree of harmony or internal consistency, i.e., without producing persistent conflicts can neither be resolved not regulated (1952:181).
Selaras dengan pandangan Radcliffe-Brown, music yang dipertunjukkan oleh Orkes Padang Pasir Nur hasanah di Binaji bisa dianggap sebagai bahagian dari struktur sosial masyarakat Islam di kota ini. Seni pertunjukan ini adalah salah satu bahagian aktivitas yang bisa menyumbang kepada keseluruhan aktivitas masyarakatnya, yang pada saatnya akan berfungsi bagi kelangsungan kehidupan budaya masyarakat pengamalnya. Fungsinya lebih jauh adalah untuk mencapai tingkat harmoni dan konsistensi internal. Pencapaian kondisi itu, dilatarbelakangi oleh berbagai kondisi sosial dan budaya dalam masyarakat Islam di Kota Binjai, misalnya lingkungan yang heterogen secara etnik, komposisi asyarakat Islam yang juga terdiri dari etnik-etnik seperti Melayu, mandailing, Jawa dan lainnya, dan masalah-masalah lainnya.
Soedarsono yang melihat fungsi seni, terutama dari hubungan praktis dan integratifnya, mereduksi tiga fungsi utama seni pertunjukan, yaitu: (1) untuk kepentingan sosial atau sarana upacara; (2) sebagai ungkapan perasaan peribadi yang dapat menghibur diri, dan (3) sebagai penyajian estetik (1995). Selaras dengan pendapat Soedarsono musik Padang Pasir dalam masyarakat Islam di Binjai mempunyai fungsi sosial, ungkapan perasaan pribadi, yang dapat menghibur diri, dan sekali gus sebagai penyajian estetika.
Dengan tetap bertolak dari teori fungsionalisme dalam ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yang kemudian mencuba menerapkannya dalam etnomusikologi, lebih lanjut secara tegas Merriam membedakan pengertian fungsi ini dalam dua istilah, yaitu penggunaan dan fungsi. Menurutnya, bagi para etnomusikolog, membedakan pengertian penggunaan dan fungsi adalah sangat penting. Para ahli etnomusikologi pada masa lampau tidak begitu teliti terhadap perbedaan ini. Jika kita berbicara tentang penggunaan musik, maka kita menunjuk kepada keebiasaan (the ways) musik dipergunakan dalam masyarakat, sebagai praktik yang biasa dilakukan, atau sebagai bahagian dari pelaksanaan adat istiadat, baik itu ditinjau dari aktivitas itu sendiri maupun kaitannya dengan aktivitas-aktivitas lain (1964:210). Lebih jauh Merriam menjelaskan perbedaan pengertian antara penggunaan dan fungsi sebagai berikut.
Music is used in certain situations and becomes a part of them, but it may or may not also have a deeper function. If the lover uses song to w[h]o his love, the function of such music may be analyzed as the continuity and perpetuation of the biological group. When the supplicant uses music to the approach his god, he is employing a particular mechanism in conjunction with other mechanism as such as dance, prayer, organized ritual, and ceremonial acts. The function of music, on the other hand, is enseparable here from the function of religion which may perhaps be interpreted as the establishment of a sense of security vis-á-vis the universe. “Use” them, refers to the situation in which music is employed in human action; “function” concerns the reason for its employment and perticularly the broader purpose which it serves. (1964:210).
Dari kutipan di atas terlihat bahwa Merriam membedakan pengertian penggunaan dan fungsi musik berdasarkan kepada tahap dan pengaruhnya dalam sebuah masyarakat. Musik dipergunakan dalam situasi tertentu dan menjadi bahagiannya. Penggunaan bisa atau tidak bisa menjadi fungsi yang lebih dalam. Dia memberikan contoh, jika seeorang menggunakan nyanyian yang ditujukan untuk kekasihnya, maka fungsi musik seperti itu bisa dianalisis sebagai perwujudan dari kontinuitas dan kesinambungan keturunan manusia—[yaitu untuk memenuhi kehendak biologis bercinta, kawin, dan berumah tangga dan pada akhirnya menjaga kesinambungan keturunan manusia].
Jika seseorang menggunakan musik untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, maka mekanisme tersebut behubungan dengan mekanisme lain, seperti menari, berdoa, mengorganisasikan ritual dan kegiatan-kegiatan upacara. “Penggunaan” menunjukkan situasi musik yang dipakai dalam kegiatan manusia; sedangkan “fungsi” berkaitan dengan alasan mengapa si pemakai melakukan, dan terutama tujuan-tujuan yang lebih jauh dari sekedar apa yang dapat dilayaninya. Dengan demikian, sejalan dengan Merriam, menurut penulis penggunaan lebih berkaitan dengan sisi praktis, sedangkan fungsi lebih berkaitan dengan sisi integrasi dan konsistensi internal budaya.
Berkaitan dengan guna dan fungsi Orkes Padang Pasir Nur Hasanah dalam kebudayaan masyarakat Binjai di Sumatera Utara, penggunaan maupun fungsinya mencakup berbagai aktivitas sosial dan budaya. Lihat uraikan berikut ini.
4.2 Penggunaan
Seni pertunjukan dapat diartikan sebagai salah bentuk artikulasi berkesenian manusia yang disajikan dalam format "pementasan". Kategori ini diperlukan karena seringkali artefak kebudayaan spesifik yang kita kenal dalam bentuk tarian, nyanyian, ornamen, dan sebagainya merupakan bagian utuh dari suatu pentas pertunjukan. Seni pertunjukan (performing art) adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman, dan hubungan seniman dengan penonton (sumber: www.wikipedia.or.id).
Dalam tulisan ini penulis akan memfokuskan pertunjukan musik sebagai musik hiburan, baik itu di dalam mengisi acara pernikahan dan khitanan, maupun pada perayaan hari besar Islam. Musik adalah salah satu media ungkap kesenian. Kesenian adalah salah satu dari unsur kebudayaan universal. Musik mencerminkan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bahagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktural maupun genrenya dalam kebudayaan.
Penyajian Musik Hiburan Pada Acara Pernikahan dan Khitanan
Kegiatan ini merupakan aktifitas yang rutin dilakukan setiap minggunya, baik itu untuk acara pernikahan dan khitanan. Bahkan dalam seminggu pertunjukan bisa dilaksanakan sampai empat kali dalam seminggu sesuai dengan permintaan undangan.
Pertunjukan yang dilaksanakan oleh grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah tergantung pada undangan yang mereka terima, seperti pada acara pernikahan, khitanan. Pertunjukan pada acara pernikahan dan khitanan biasanya berlangsung mulai dari pukul 11.00 WIB /12.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB. Untuk pertunjukan awal mereka membawakan musik Instrumental yang berjudul An-Nasyim, setelah itu lalu dilanjutkan dengan ucapan salam pembuka oleh MC kepada tamu-tamu yang datang, dan langsung diikuti dengan lagu pertama dan lagu selanjutnya sampai ada permintaan yang datangnya dari tamu yang ingin bernyanyi. Apabila waktu sholat tiba (Dzuhur, Ashar, Magrib) Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah menghentikan aktifitasnya, hal ini untuk memberikan waktu kepada tamu dan anggota untuk melaksanakan ibadah. Lagu-lagu yang ditampilkan dalam upacara pernikahan dan khitanan ini biasanya tidak hanya menunjukan lagu-lagu yang bernuansa islami saja, melainkan bebas tergantung permintaan dalam acara tersebut, dan biasanya lagu-lagu yang ingin ditampilkan selalu diselingi dengan lagu-lagu yang tidak bernuansa islami juga seperti pop, batak, india dan lain sebagainya. Dengan adanya penampilan Nurul Hasanah di acara tersebut mampu memberikan hiburan tersendiri bagi setiap pengunjung yang benar-bemar menikmatinya. Pungunjung akan dihibur melalui musik dan lagu yang dibawakan Nurul Hasanah, selain mendapat hiburan, setiap pengunjung atau tamu undangan mendapat kesempatan untuk menghibur diri sendiri melalui bernyanyi dan menari bersama si penyanyi maupun bersama dengan tamu lainnnya.
4.2.2 Penyajian Musik Hiburan Pada Acara Perayaan Hari Besar Islam
Di dalam melakukan pertunjukan, Nurul Hasanah pada umumnya melakukan pertunjukan pada sebuah acara pernikahan, dan khitanan. Namun demikian, Nurul Hasanah juga sering melakukan pertunjukan dalam sebuah acara perayaan hari besar Islam, bahkan even-even religi Islami yang menjadi program dari pemerintah. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang tidak rutin dilakukan yang hanya dilaksanaka apabila ada hari-hari besar Islam yaitu Isra’Miraj dan Maulid Nabi yang diadakan hanya satu tahun sekali.
Berbeda dengan pertunjukan pada acara pernikahan dan khitanan, pada perayaan hari besar islam pertunjukan biasanya diadakan pada siang dan malam hari. Pertunjukan di siang hari biasanya dimulai pada pukul 09.00 / 09.30 WIB sampai 14.00 WIB, sedangkan pertunjukan dilaksanakan pada malam hari biasanya dimulai pada pukul 20.00 WIB sampai 23.00 WIB. Untuk pertunjukan awal mereka membawakan musik instrumental yang berjudul An-Nasyim. Kemudian dilanjutkan dengan memainkan lagu-lagu yang bernuansa islami, karena bentuk acara dalam perayaan hari besar islam adalah berbentuk religi. Setelah mereka memainkan sampai lima lagu, mereka turun dari panggung dan diselingi dengan acara kata sambutan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan lain sebagainya yang sudah terkonsep dalam acara religi tersebut hingga acara selesai.
Pertunjukan grup Nurul Hasanah yang sangat rutin dari minggu ke minggu membuat mereka menjadi lebih semangat untuk menjadi group yang lebih maju, sukses dan juga disenangi oleh banyak masyarakat. Pertunjukkan yang sangat rutin disetiap minggunya membuat mereka sangat kurang jadwal untuk latihan. Pada saat ini Nurul Hasanah menjadi pusat perhatian masyarakat dengan wadah hiburan yang bernuansa islami, dan grup ini memiliki jadwal pertunjukan yang cukup padat.
4.3 Fungsi
4.3.1 Fungsi Pengungkapan Emosional
Musik dapat memberikan kesempatan kepada setiap penikmatnya untuk mengungkapkan perasaan atau emosional yang sedang di alami saat itu, dalam hal ini syair dan musik yang dilantunkan merupakan sarana untuk mengungkapkan rasa syukur pada Allah SWT.
Musik Padang Pasir merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan emosi keagamaan Islam, baik itu para seniman, pendengar, atau penontonnya. Musik ini mengekspresikan tentang emosi hubungan manusia dengan Tuahnnya. Emosi itu berupa kesan sebagai hamba Allah, yang dikaruniai kelebihan dan kekurangan. Setiap insane di dunia ini hidup atas kehendak Ilahi. ia memiliki takdir yang saling berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Emosi haru, sedih, bahagia, penyerahan diri secara ikhlas hanya pada Allah tergambar dengan jelas melalui seni ini. Musik Padang Pasir ini juga menjadi sarana mengekspresikkan emosi ketegaran dalam mengharungi hidup. Ini dapat diungkapkan melalui lagu-lagu yang bertema perjuangan hidup, atau berjihad di jalan Allah.
4.3.2 Fungsi Hiburan
Dengan adanya penampilan grup Nurul Hasanah mampu memberikan hiburan tersendiri bagi setiap tamu yang benar-bemar menikmatinya. Tamu akan dihibur melalui musik dan lagu yang dibawakan Nurul Hasanah, selain mendapat hiburan dari si penyanyi, setiap pengunjung mendapat kesempatan untuk menghibur diri sendiri melalui bernyanyi dan menari bersama si penyanyi maupun bersama dengan pengunjung lainnnya.
4.3.3 Fungsi Komunikasi
Fungsi lain dari musik adalah fungsi komunikasi. Menurut Merriam (1964 : 216-217), komunikasi adalah sebagai proses penyampaian sesuatu kepada yang dituju yang dapat disampaikan dalam bentuk tulisan, lisan atau isyarat. Penyanpaian semua bentuk komunikasi dapat dilaksanakan dengan baik jika mempunyai sarana-sarana tertentu. Salah satu komunikasi tersebut adalah musik. Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses pemyampaian pemikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan), pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain.
Dengan adanya teks yang mengandung pesan tertentu kepada umat manusia umumnya, dan permohonan kepada Allah SWT, tentu menyiratkan adanya komunikasi. Komunikasi terjadi dua arah. Bisa terjadi komunikasi antara manusia dengan manusia atau manusia dengan Tuhan.
4.3.4 Fungsi Kesinambungan Kebudayaan
Fungsi lain adalah fungsi kesinambungan kebudayaan. Kebudayaan diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya, dilakukan dengan proses belajar dan seleksi. Sepeti yang dikemukakan Merriam (1964:204), bahwa musik sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat juga merupakan wahana pengajaran yang dapat menjamin kesinambungan dan stabilitas kebudayaan sampai ke generasi berikutnya.
Penyajian musik Padang Pasir oleh Nurul Hasanah merupakan salah satu fungsi kesinambungan kebudayaan. Melalui musik Padang Pasir, timbul proses belajar antara pemusik, penyanyi, juga pendengar, untuk mempelajari musik/lagu-lagu yang akan ditampilkan/dimainkan, untuk kelancaran penyajian musik pada Nurul Hasanah.
4.3.5 Fungsi Dakwah Agama Islam
Fungsi lainnya dari pertunjukan musik oleh Orkes Padang Pasir Nur Hasanah di Binjai ini adalah sebagai sarana dakwah agama Islam. Sebagaimana kemunculannya awal kali di tahun 1964, oleh Ahmad Baqi kesenian ini dicoba untuk menjadi sarana dakwah atau syiar agama Islam, baik kepada umat Islam itu sendiri maupun kepada mereka yang mau tahu apa itu Islam. Tujuan utama saana dakwah ini adalah memberikan kebenaran-kebenaran agama Islam yang terkodifikasi dalam Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah SAW.
Dalam konteks masyarakat Islam di Binjai menurut pengamatan penulis, Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah ini lebih banyak mendakwahkan tentang pendalaman pemahaman dan penghayatan terhadap agama Islam di lingkungan umat Islam itu sendiri. Tujuannya yang terutama mendekatkan diri umat Islam kepada ajaran-ajaran Tuhan melalui seni, di samping melaui ceramah-ceramah atau tausyiyah-tausyiyah. Dengan mendengarkan lagu-lagu yang dipertunjukkan, para seniman orkes ini berharap para pendengar akan menyimak dan meneladani syair-syair yang terkandung di dalam lagu-lagunya.
Sebagai contoh jika seseorang muslim mendengarkan lagu Selimut Putih, biasanya dirinya akan tergetar mendengarkan lagu ini. Isi teksnya mengingatkan bahwa setelah hidup ada saatnya manusia akan mati. Saat itulah ia terbaring di ranjang dan menunggu Malaikat Izrail, yaitu malaikat pencabut nyawa dalam ajaran Islam, mencabut nyawa seseorang. Pada saat yang seperti ini sudah
BAB V
ANALISIS STRUKTUR MUSIK
5.1 Notasi dan Transkripsi
Mengalihkan musik menjadi notasi pada kertas hal itu tidak sempurna karena setiap jenis notasi akan memilih fenomena-fenomena akustik tertentu yang dianggap lebih penting oleh penulis. Seseorang yang sedang mendengarkan musik hampir tidak dapat mengingat persis apa yang didengarnya sepuluh detik yang lalu, maka transkripsi dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menganalisis sebuah musik, sehingga transkripsi sangat penting dalam penelitian musik. Dalam Etnomusikologi proses menotasikan bunyi, mengalihkan bunyi menjadi symbol visual disebut transkripsi.
Netll (1964:98) menyebutkan ada dua pendekatan dalam pendeskripsian musik yaitu: (1) kita dapat mendeskripsikan dan menganalisis apa yang kita dengar, (2) kita dapat menuliskan dalam berbagai cara keatas kertas dan mendiskripsikan apa yang kita lihat. Dari dua hal ini untuk memvisualisasikan bunyi dari struktur musik yang digarap oleh Nurul Hasanah, penulis menggunakan transkripsi agar lebih mudah menganalisisnya terutama tangga nada, motiv, tonalitas, kadensa, dan lain-lain. Dengan demikian akan lebih mempermudah kita untuk mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang apa yang kita pikirkan dari apa yang kita dengar.
5.2 Analisis Musik
Dalam menganalisis struktur melodi dari lagu yang akan ditranskripsi, penulis mengacu kepada teori weighted scale oleh William P. Malm yang mengungkapkan bahwa ada beberapa karakteristik dalam mendeskripsikan melodi, yaitu mencakup (1) tangga nada (scale), (2) nada dasar (pitch center), (3) wilayah nada (range), (4) jumlah nada (frequency of note), (5) jumlah interval, (6) pola kadensa (cadence patterns), (7) formula melodik (melodie formula), dan (8) kontur (contour). (Malm dalam Takari, 1993:13).
Sebelum penulis mulai mentranskripsi musik Padang Pasir, terlebih dahulu penulis mencoba untuk mendengarkan dengan berulang-ulang kali serta menirukannya, menentukan bagian strukturnya dari beberapa rekaman musik yang dimainkan oleh Nurul Hasanah yang akan ditranskripsi dan dianalisis oleh penulis, untuk dapat mengamati materi nada, bentuk, motif, serta frasa dari melodi musik. Langkah selanjutnya adalah melakukan transkripsi. Dalam menuliskan hasil transkripsi musik, penulis memakai notasi Barat. Hal ini disebabkan karena notasi Barat sangat efektif dalam penulisan ritem, tinggi rendahnya nada, symbol-simbol nada pada garis paranada, durasi, pembagian waktu dalam ritem dan lain-lain.
5.2.1 Sampel Lagu
Jenis lagu yang ditampilkan Nurul Hasanah beragam, namun lagu irama Padang Pasir merupakan jenis lagu yang lebih dominan yang sering dimainkan untuk menghibur para pengunjung. Dalam tulisan ini penulis menggunakan lagu Selimut Putih sebagai sampel lagu dalam proses pentranskripsian. Lagu tersebut akan terlebih dahulu ditranskripsi ke notasi Barat setelah itu penulis akan menganalisis lagu tersebut secara detail. Alasan saya memilih lagu ini untuk dianalisis, dikarenakan lagu ini banyak di request para tamu terutama orang tua yang sudah sangat kenal lagu ini. Selain lagu ini sudah cukup terkenal di masyarakat, lirik yang terkandung dalam lagu tersebut cukup sederhana dan sangat dalam pengertiannya dan syair lagunya mengandung unsur agama yang bisa mengajak para pendengarnya untuk mendekatkan diri pada Allah SWT. Sehingga lagu ini merupakan lagu yang sering dinyanyikan oleh Nurul Hasanah.
|