A. Islam Masa Modern (1800 – sekarang)
Islam pada periode ini
dikenal dengan era kebangkitan
umat Islam. Kebangkitan umat
Islam disebabkan oleh adanya
benturan antara kekuatan
Islam dengan kekuatan Eropa.
Benturan itu menyadarkan umat
Islam bahwa sudah cukup jauh
tertinggal dengan Eropa. Hal ini
dirasakan sekali oleh Kerajaan Sumber: Kemdikbud
Turki Usmani yang langsung Gambar 10.6 Bangunan masjid dengan berbagai menara
menghadapi kekuatan Eropa
yang pertama kali. Kesadaran tersebut membuat penguasa dan pejuang-pejuang
Turki tergugah untuk belajar dari Eropa. Guna pemulihan kembali kekuatan Islam,
Kerajaan Turki mengadakan suatu gerakan pembaharuan dengan mengevaluasi
yang menjadi penyebab mundurnya Islam dan mencari ide-ide pembaharuan dan
ilmu pengetahuan dari Barat.
Benih pembaharuan dunia Islam sesungguhnya telah muncul sekitar abad XIII
M. ketika dunia Islam mengalami kemunduran di berbagai bidang. Saat itu pula
lahirlah Taqiyudin Ibnu Taimiyah, seorang muslim yang sangat peduli terhadap
nasib umat Islam dengan mendapat dukungan muridnya Ibnu Qoyyim al Jauziyah
(691‒751). Mereka ingin mengembalikan pemahaman keagamaan umat Islam
kepada pemahaman dan pengamalan Rasulullah saw.
Gerakan salaf ini kemudian menjadi ciri gerakan pembaharuan dalam dunia
Islam yang mempunyai ciri sebagai berikut.
1. Memberi ruang dan peluang ijtihad di dalam berbagai kajian keagamaan yang
berkaitan dengan muamalah duniawiyah.
2. Tidak terikat secara mutlak dengan pendapat ulama-ulama terdahulu.
3. Memerangi orang-orang yang menyimpang dari aqidah kaum salaf seperti
kemusyrikan, khurafat, bid’ah, taqlid, dan tawasul.
4. Kembali kepada al-Qur’ān dan As-Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam.
Secara garis besar isi pemikiran Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim antara lain
mengadakan pembaharuan dalam bidang agama, sosial, dan ekonomi, memberantas
takhayul dan bid’ah yang masuk ke dalam ajaran Islam, menghilangkan paham
168
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
fatalisme yang terdapat di kalangan umat Islam, menghilangkan paham salah
yang dibawa oleh tarekat tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela
umat Islam terhadap permainan politik negara Barat.
Selanjutnya, ide-ide cemerlang Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim dan yang
lainnya dilanjutkan oleh tokoh-tokoh muda yang lahir pada abad ke-18. Mereka
meyakini bahwa umat Islam sudah tertinggal jauh dibandingkan dunia Barat. Umat
Islam masih berkutat pada hal-hal yang tidak rasional seperti bid’ah, khurāfat, dan
tahayyul. Satu-satunya jalan umat Islam harus bangkit dari kebodohan itu. Maka,
lahirlah tokoh-tokoh pembaharu Islam.
B. Tokoh-Tokoh Pembaharuan Dunia Islam Masa Modern
Tokoh-tokoh yang memelopori gerakan pembaharuan dunia Islam, antara
lain: Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya, Al-
Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida, Sayyid Ahmad
Khan, dan Sultan Mahmud II.
1. Muhammad bin Abdul Wahab
Di Arabia timbul suatu aliran Wahabiyah,
yang mempunyai pengaruh pada pemikiran
pembaharuan di abad ke-19. Pencetusnya ialah
Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787) yang
lahir di Uyainah, Nejd, Arab Saudi. Setelah
menyelesaikan pelajarannya di Madinah ia pergi
merantau ke Basrah dan tinggal di kota ini selama
empat tahun. Selanjutnya ia pindah ke Bagdad dan
di sini ia menikah dengan seorang wanita kaya.
Lima tahun kemudian, setelah istrinya meninggal
dunia, ia pindah ke Kurdistan, selanjutnya ke
Sumber: KemdikbudAbd Wahab Hamdan, dan ke Isfahan. Di Kota Isfahan, ia
Gambar 11.7 Muhammad bin
Abdul Wahab
tempat kelahirannya di Nejed.
Pemikiran yang dicetuskan Muhammad bin Abd Wahab untuk memperbaiki
kedudukan umat Islam timbul bukan sebagai reaksi terhadap suasana politik
seperti yang terdapat di Kerajaan Utsmani dan Kerajaan Mughal, tetapi sebagai
reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam di waktu itu.
Kemurnian paham tauhid mereka telah dirusak oleh ajaran-ajaran tarekat yang
semenjak abad ketiga belas memang tersebar luas di dunia Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
169
sempat mempelajari filsafat dan tasawuf. Setelah
bertahun-tahun merantau, ia akhirnya kembali ke
Muhammad bin
(1703-1787)
Soal tauhid memang merupakan ajaran paling dasar dalam Islam. Oleh
karena itu, tidak mengherankan kalau Muhammad bin Abd Wahhab memusatkan
perhatian pada soal ini. Ia berpendapat seperti berikut.
a. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah Swt., dan orang yang
menyembah selain Allah Swt. telah menjadi musyrik dan boleh dibunuh.
b. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya
karena mereka meminta pertolongan bukan lagi dari Allah, tetapi dari syekh
atau wali dari kekuatan gaib. Orang Islam demikian juga telah menjadi musyrik.
c. Menyebut nama nabi, syekh, atau malaikat sebagai perantara dalam doa juga
merupakan syirik.
d. Meminta syafa’at selain dari kepada Allah Swt. adalah juga syirik.
e. Bernazar kepada selain dari Allah Swt. juga syirik.
f. Memperoleh pengetahuan selain dari al-Qur’ān, hadis dan qias (analogi)
merupakan kekufuran.
g. Tidak percaya kepada qada dan qadar Allah Swt. juga merupakan kekufuran.
h. Demikian pula menafsirkan al-Qur’ān dengan ta’w³l (interpretasi bebas)
adalah kufur.
Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abd Wahhab yang mempunyai pengaruh
pada perkembangan pemikiran pembaharuan di abad ke-19 antara lain seperti
berikut.
a. Hanya al-Qur’ān dan hadislah yang merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran
Islam. Pendapat ulama tidak merupakan sumber.
b. Taklid kepada ulama tidak dibenarkan.
c. Pintu ijtihad terbuka dan tidak tertutup.
2. Syah Waliyullah
Syah Waliyullah dilahirkan di Delhi pada
tanggal 21 Februari 1703 M. Ia mendapatkan
pendidikan dari orang tuanya, Syah Abd Rahim,
seorang sufi dan ulama yang memiliki madrasah.
Setelah dewasa, ia kemudian turut mengajar
di madrasah itu. Selanjutnya, ia pergi naik
haji dan selama satu tahun di Hejaz ia sempat
belajar pada ulama-ulama yang ada di Mekkah
dan Madinah. Ia kembali ke Delhi pada tahun
1732 dan meneruskan pekerjaannya yang lama
sebagai guru. Di samping itu, ia gemar menulis
buku dan banyak meninggalkan karya-karyanya,
Sumber: KemdikbudWaliyullah
Gambar 11.8 Syah Waliyullah
Di antara penyebab yang membawa kepada kelemahan dan kemunduran umat
Islam menurut pemikirannya adalah sebagai berikut.
170
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
di antaranya buku Hujjatullāh Al-Bal³gah dan
Fuyun Al-Haramain.
Syah
a. Terjadinya perubahan sistem pemerintahan Islam dari sistem kekhalifahan
menjadi sistem kerajaan.
b. Sistem demokrasi yang ada dalam kekhalifahan diganti dengan sistem monarki
absolut.
c. Perpecahan di kalangan umat Islam yang disebabkan oleh berbagai pertentangan
aliran dalam Islam.
d. Adat istiadat dan ajaran bukan Islam masuk ke dalam keyakinan umat Islam.
Di zaman Syah Waliyullah, penerjemahan al-Qur’ān ke dalam bahasa asing
masih dianggap terlarang. Tetapi, ia melihat bahwa orang di India membaca
al-Qur’ān dengan tidak mengerti isinya. Pembacaan tanpa pengertian tak
besar faedahnya untuk kehidupan duniawi mereka. Ia melihat perlu al-Qur’ān
diterjemahkan ke dalam bahasa yang dapat dipahami orang awam. Bahasa yang
dipilihnya ialah bahasa Persia yang banyak dipakai di kalangan terpelajar Islam
India di ketika itu. Penerjemahan al-Qur’ān ke dalam bahasa Persia disempurnakan
Syah Waliyullah di tahun 1758. Terjemahan itu pada mulanya mendapat tantangan,
tetapi lambat laun dapat juga diterima oleh masyarakat. Karena masyarakat telah
mau menerima terjemahan, putranya kemudian membuat terjemahan ke dalam
bahasa Urdu, bahasa yang lebih umum dipakai oleh masyarakat Islam India
daripada bahasa Persia.
3. Muhammad Ali Pasya
Muhammad Ali Pasya lahir di Kawala,
Yunani pada tahun 1765 M adalah seorang
keturunan Turki dan meninggal di Mesir pada
tahun 1849 M. Sebagaimana raja-raja Islam
lainnya, Muhammad Ali juga mementingkan
soal yang bersangkutan dengan militer. Ia yakin
bahwa kekuasaannya hanya dapat dipertahankan
dan diperbesar dengan kekuatan militer. Di
samping itu, ia mengerti bahwa di belakang
kekuatan militer mesti ada kekuatan ekonomi
yang sanggup membelanjai pembaharuan
dalam bidang militer, dan bidang-bidang yang
Muhammad Ali Pasya
(1765-1849)
ekonomi dan kemajuan militer. Kedua hal tersebut menghendaki ilmu-ilmu
modern yang telah dikenal orang di Eropa.
Ide dan gagasan Muhammad Ali Pasya yang sangat inovatif pada zamannya
antar lain bahwa, untuk mendirikan sekolah-sekolah modern dan memasukkan
ilmu-ilmu modern dan sains ke dalam kurikulum. Sekolah-sekolah inilah yang
kemudian yang dikenal sebagai sekolah modern di Mesir pada khususnya dan
dunia Islam pada umumnya.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
171
bersangkutan dengan urusan militer. Jadi,
|