Sumber: Kemdikbud
Sekolah ini didirikan oleh Al-Syaikh Husain Al-Jisr, seorang ulama Islam yang
telah dipengaruhi oleh ide-ide modern. Di masa itu sekolah-sekolah misi Kristen
telah mulai bermunculan di Suria dan banyak menarik perhatian orang tua untuk
memasukkan anak-anak mereka belajar di sana. Dalam usaha menandingi daya
tarik sekolah-sekolah misi inilah, maka Al-Syaikh Husain Al-Jisr mendirikan
Sekolah Nasional Islam tersebut. Karena mendapat tantangan dari pemerintah
Kerajaan Utsmani, umur sekolah itu tidak panjang.
Rasyid Rida meneruskan pelajarannya di salah satu sekolah agama yang
ada di Tripoli. Tetapi dalam pada itu, hubungan dengan Al-Syaikh Husain Al-
Jisr berjalan terus dan guru inilah yang menjadi pembimbing baginya di masa
muda. Selanjutnya, ia banyak dipengaruhi oleh ide-ide Jamaluddin Al-Afghani
dan Muhammad Abduh melalui majallah Al-Urwah Al-Wusṭa. Ia berniat untuk
menggabungkan diri dengan Al-Afghani di Istambul, tetapi niat itu tak terwujud.
Sewaktu Muhammad Abduh berada dalam pembuangan di Beirut, ia mendapat
kesempatan baik untuk berjumpa dan berdialog dengan murid Al-Afghani yang
terdekat ini. Perjumpaan-pèrjumpaan dan dialognya dengan Muhammad Abduh
meninggalkan kesan yang baik dalam dirinya. Pemikiran-pemikiran pembaharuan
yang diperolehnya dari Al- Syaikh Husain Al-Jisr dan yang kemudian diperluas
lagi dengan ide-ide Al-Afghani dan Muhammad Abduh amat memengaruhi
jiwanya.
Ia mulai mencoba menjalankan ide-ide pembaharuan itu ketika masih berada
di Suria, tetapi usaha-usahanya mendapat tantangan dari pihak Kerajaan Utsmani.
Ia merasa terikat dan tidak bebas. Oleh karena itu, ia memutuskan pindah ke
Mesir, dekat dengan Muhammad Abduh. Pada bulan Januari 1898, ia sampai di
negeri gurunya ini.
Beberapa bulan kemudian, ia mulài menerbitkan majalah yang termasyhur,
Al-Manār. Di dalam nomor pertama, dijelaskan bahwa tujuan Al-Manār sama
dengan tujuan Al-Urwah Al-Wusṭa, antara lain mengadakan pembaharuan dalam
bidang agama, sosial, dan ekonomi, memberantas takhyul dan bid’ah-bid’àh yang
masuk ke dalam tubuh Islam, menghilangkan paham fatalisme yang terdapat
dalam kalangan umat Islam, serta paham-paham salah yang dibawa tarekat-tarekat
tasawuf, meningkatkan mutu pendidikan dan membela umat Islam terhadap
permainan politik negara-negara Barat.
Majalah ini banyak menyiarkan ide-ide Muhammad Abduh. Guru
memberikan ide-ide kepada murid dan kemudian muridlah yang menjelaskan
dan menyiarkannya kepada umum melalui lembaran-lembaran Al-Manār. Tetapi,
selain dari ide-ide, Al-Manār juga mengandung artikel-artikel yang dikarang
Muhammad Abduh sendiri. Demikian juga tulisan pengarang-pengarang lain.
Beberapa pemikiran Rasyid Rida tentang pembaruan Islam adalah sebagai
berikut.
a. Sikap aktif dan dinamis di kalangan umat Islam harus ditumbuhkan.
b. Umat Islam harus meninggalkan sikap dan pemikiran kaum Jabariyah.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
175
c. Akal dapat dipergunakan untuk menafsirkan ayat dan hadis tanpa meninggalkan
prinsip umum.
d. Umat Islam menguasai sains dan teknologi jika ingin maju.
e. Kemunduran umat Islam disebabkan banyaknya unsur bid’ah dan khurafat
yang masuk ke dalam ajaran Islam.
f. Kebahagiaan dunia dan akhirat diperoleh melalui hukum yang diciptakan
Allah Swt.
g. Perlu menghidupkan kembali sistem pemerintahan khalifah.
h. Khalifah adalah penguasa di seluruh dunia Islam yang mengurusi bidang
agama dan politik.
i. Khalifah haruslah seorang mujtahid besar dengan bantuan para ulama dalam
menerapkan prinsip hukum Islam sesuai dengan tuntutan zaman.
8. Sayyid Ahmad Khan
Setelah hancurnya Gerakan Mujahidin
dan Kerajaan Mughal sebagai akibat dari
Pemberontakan 1857, muncullah Sayyid Ahmad
Khan untuk memimpin umat Islam India, yang
telah kena pukul itu untuk dapat berdiri dan maju
kembali sebagai di masa lampau. Ia lahir di Delhi
pada tahun 1817 dan menurut keterangan berasal
dari keturunan Husein, cucu Nabi Muhammad
melalui Fatimah dan Ali. Neneknya, Sayyid
Hadi, adalah pembesar istana di zaman Alamghir
II (1754‒1759). Ia mendapat didikan tradisional
dalam pengetahuan agama dan di samping bahasa
Kemdikbud
Gambar 11.14 Sayyid Ahmad Khan
pengetahuan dengan membaca buku dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Sewaktu berusia 18 tahun, ia masuk bekerja pada Serikat India Timur. Kemudian,
ia bekerja pula sebagai hakim. Tetapi, pada tahun 1846, ia pulang kembali ke
Delhi untuk meneruskan studi.
Di masa Pemberontakan 1857, ia banyak berusaha untuk mencegah terjadinya
kekerasan dan dengan demikian banyak menolong orang Inggris dari pembunuhan.
Pihak Inggris menganggap ia telah banyak berjasa bagi mereka dan ingin membalas
jasanya, tetapi hadiah yang dianugerahkan Inggris kepadanya ia tolak. Gelar Sir
yang kemudian diberikan kepadanya dapat ia terima. Hubungannya dengan pihak
Inggris menjadi baik dan ini ia pergunakan untuk kepentingan umat Islam India.
Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam
India dapat diwujudkan hanya dengan bekeija sama dengan Inggris. Inggris telah
merupakan penguasa yang terkuat di India dan menentang kekuasaan itu tidak
akan membawa kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini akan membuat mereka
tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.
176
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
Arab, ia juga belajar bahasa Persia. Ia orang Sumber: Sayyid Ahmad Khan
yang rajin membaca dan banyak memperluas
Pemikiran Sayyid Ahmad Khan tentang pembaruan Islam adalah sebagai
berikut.
a. Kemunduran umat Islam disebabkan tidak mengikuti perkembangan zaman
dengan cara menguasai sains dan teknologi.
b. Ia berpendirian bahwa manusia bebas berkehendak dan berbuat sesuai dengan
sunatullah yang tidak berubah. Gabungan kemampuan akal, kebebasan
manusia berkehendak dan berbuat, serta hukum alam inilah yang menjadi
sumber kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
c. Sumber ajaran Islam hanyalah al-Qur’ān dan hadis.
d. Ia menentang taklid dan perlu adanya ijtihad sehingga umat Islam dapat
berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
e. Ia berpendapat satu-satunya cara untuk mengubah pola pikir umat Islam dari
keterbelakangan adalah pendidikan.
9. Sultan Mahmud II
Pembaharuan di Kerajaan Utsmani abad ke-
19, sama halnya dengan pembaharuan di Mesir,
juga dipelopori oleh Raja. Kalau di Mesir
Muhammad Ali Pasyalah raja yang memelopori
pembaharuan, di Kerajaan Utsmani, raja yang
menjadi pelopor pembaharuan adalah Sultan
Mahmud II.
Mahmud lahir pada tahun 1785 dan
mempunyai didikan tradisional, antara lain
pengetahuan agama, pengetahuan pemerintahan,
sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia
diangkat menjadi Sultan pada tahun 1807 dan
Sumber: Kemdikbud II meninggal pada tahun 1839.
Gambar 11.15 Sultan Mahmud II
ia disibukkan oleh peperangan dengan Rusia
dan usaha menundukkan daerah-daerah yang mempunyai kekuasaan otonomi
besar. Peperangan dengan Rusia selesai pada tahun 1812 dan kekuasaan otonomi
daerah akhirnya dapat ia perkecil kecuali kekuasaan Muhammad Ali Pasya di
Mesir dan satu daerah otonomi lain di Eropa.
Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Utsmani ber-
tambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai
usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya. Sebagaimana
sultan-sultan lain, hal pertama yang menarik perhatiannya ialah pembaharuan di
bidang militer.
Sultan Mahmud II banyak melakukan gerakan pembaruan dalam dunia Islam,
yaitu sebagai berikut.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
177
Di bagian pertama dari masa kesultanannya,
Sultan Mahmud
a. Menerapkan sistem demokrasi dalam pemerintahannya.
b. Menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh rakyatnya.
c. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan
madrasah.
d. Mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga
administrasi, dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenaga-
tenaga ahli penerjemah.
e. Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
10. Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal berasal dari keluarga
golongan menengah di.Punjab dan lahir di Sialkot
pada tahun 1876. Untuk meneruskan studi ia
kemudian pergi ke Lahore dan belajar di sana
sampai ia memperoleh gelar kesarjanaan M.A. Di
kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold,
seorang Orientalis, yang menurut keterangan,
mendorong pemuda Iqbal untuk melanjutkan
studi di Inggris. Pada tahun 1905, ia pergi ke
negara ini dan masuk ke Universitas Cambridge
untuk mempelajari falsafat. Dua tahun kemudian,
ia pindah ke Munich di Jerman, dan di sinilah ia Sumber: Kemdikbud Iqbal
Gambar 11.16 Muhammad Iqbal
doktoral yang diajukannya berjudul: The Development of Metaphysics in Persia
(Perkembangan Metafisika di Persia).
Pada tahun 1908 ia berada kembali di Lahore dan di samping pekerjaannya
sebagai pengacara, ia menjadi dosen falsafat. Bukunya The Reconstruction of
Retigious Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang diberikannya di
beberapa universitas di India. Kemudian, ia memasuki bidang politik dan pada
tahun 1930, ia dipilih menjadi Presiden Liga Muslimin. Di dalam perundingan
Meja Bundar di London, ia turut dua kali mengambil bahagian. Ia juga menghadiri
Konferensi Islam yang diadakan di Yerusalem. Pada tahun 1933, ia diundang ke
Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam usia
62 tahun, ia meninggal di tahun 1938.
Berbeda dengan pembaharu-pembaharu lain, Muhammad Iqbal adalah penyair
dan filosof. Tetapi, pemikirannya mengenai kemunduran dan kemajuan umat
Islam mempunyai pengaruh pada gerakan pembaruan dalam Islam.
Pemikiran Muhammad Iqbal tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.
a. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaruan Islam dan pintu
ijtihad tetap terbuka.
b. Umat Islam perlu mengembangkan sikap dinamisme. Dalam syiarnya, ia
mendorong umat Islam untuk bergerak dan jangan tinggal diam.
178
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf. Tesis
Muhammad
c. Kemunduran umat Islam disebabkan oleh kebekuan dan kejumudan dalam
berpikir.
d. Hukum Islam tidak bersifat statis, tetapi dapat berkembang sesuai per-
kembangan zaman.
e. Umat Islam harus menguasai sains dan teknologi yang dimiliki Barat.
f. Perhatian umat Islam terhadap zuhud menyebabkan kurangnya perhatian
terhadap masalah-masalah keduniaan dan sosial kemasyarakatan.
Aktivitas Siswa:
1. Cermati kegiatan-kegiatan keislaman di sekolahmu atau di tempat tinggalmu!
2. Bagaimana tanggapan teman-temanmu yang muslim terkait kegiatan yang diadakan
tersebut?
Menerapkan Perilaku Mulia
Ada beberapa perilaku yang dapat dijadikan cerminan terhadap penghayatan
akan sejarah perkembangan Islam pada masa pembaruan ini. Hal-hal tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikap sabar dan menanamkan jihad yang
sesuai dengan ajaran al-Qur’ān dan hadis.
2. Menjadikan sumber inspirasi untuk membuat langkah-langkah inovatif agar
kehidupan manusia menjadi damai dan sejahtera baik di dunia maupun di
akhirat.
3. Memotivasi diri terhadap masa depan agar memperoleh kemajuan serta
mengupayakan agar sejarah yang mengandung nilai negatif atau kurang baik
tidak akan terulang kembali.
4. Membangun masa depan berdasarkan pijakan-pijakan yang telah ada di
masa lalu sehingga dapat membangun negara senantiasa menjadi baldatun
tayyibatun wa rabbun gafūr atau negara yang baik dan mendapat ampunan
dari Allah Swt.
5. Ilmu pengetahuan dan teknologi di masa pembaruan cukup canggih dan
menakjubkan sehingga melalui proses belajar akan dapat diperoleh kemajuan
yang lebih baik bagi generasi-generasi muslim di masa depan.
6. Mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di
masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.
7. Dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat
di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan
menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan
terjadi.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
179
Rangkuman
1. Perkembangan Islam pada masa modern dimulai dari tahun 1800 dan
berlangsung sampai sekarang yang ditandai dengan gerakan pembaruan
dalam berbagai bidang.
2. Tokoh-tokoh yang memelopori gerakan pembaruan Islam, antara lain;
Muhammad bin Abdul Wahab, Syah Waliyullah, Muhammad Ali Pasya,
Al-Tahtawi, Jamaludin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Rida,
Sayyid Ahmad Khan, dan Sultan Mahmud II.
3. Saat Islam mengalami kemunduran, bangsa Eropa justru mengalami
kemajuan luar biasa dalam lapangan kebudayaan, ekonomi, ilmu
pengetahuan, dan teknologi. Sementara kondisi dunia Islam berada di
bawah pengaruh kolonialisme dan imperialisme Eropa.
Evaluasi
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap
sebagai jawaban yang paling tepat!
1. Yang melatarbelakangi bangkitnya umat Islam pada abad ke -18 adalah .…
a. tidak adanya misi Islam
b. benturan antara kekuatan Barat dan kekuatan Islam
c. kekuatan Islam yang makin meningkat
d. kekuatan Eropa sudah mulai melemah
e. lemahnya umat Islam dalam beribadah
2. Gerakan wahabi dipelopori oleh ....
a. Al-Tahtawi
b. Rasyid Ridha
c. Syah waliyullah
d. Muhammad ali Pasya
e. Jamaludin Al-Afgani
3. Jamaludin Al-Afgani adalah tokoh pembaharu dari negara ….
a. Pakistan
b. Afganistan
c. Turkistan
d. Turki
e. Arab Saudi
180
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
4. “Kekuasaan raja yang absolut harus dibatasi oleh syariat, raja harus
bermusyawarah dengan ulama dan intelektual.” Gagasan ini dimunculkan oleh
….
a. Al-Tahtawi
b. Rasyid Ridha
c. Syah Waliyullah
d. Muhammad Ali Pasya
e. Jamaludin Al-Afgani
5. Ijtihad merupakan dasar penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam. Hal
ini dikemukakan oleh …
a. Al-Tahtawi
b. Rasyid Ridha
c. Syah Waliyullah
d. Muhammad Abduh
e. Jamaludin Al-Afgani
B. Jawablah soal-soal di bawah ini dengan singkat dan tepat!
1. Kemukakan alasan bangsa Eropa menjajah negara-negara Islam atau negara
berpenduduk mayoritas Islam!
2. Kemukakan pembaharuan pemikiran yang dipropagandakan oleh Jamaluddin
Al-Afghnai!
3. Jelaskan usaha-usaha yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan untuk
memajukan umat Islam India di bidang iptek!
4. Kemukakan hikmat mempelajari perkembangan Islam pada masa modern!
5. Sebutkan contoh peristiwa perkembangan Islam di bidang ilmu pengetahuan
pada masa modern!
C. Isilah kolom berikut dengan benar!
1. Isilah kolom keterangan dengan memberikan alasan secara jujur!
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
181
No.
|
Perilaku
|
Keterangan
|
1
|
Pernahkah kamu melakukan ritual
memberikan sesajen?
|
|
2
|
Senangkah kamu melakukan kegiatan
dakwah Islam?
|
|
3
|
Pernahkah kamu membaca buku-buku
tentang tokoh pembaruan Islam?
|
| |