• Sumber: Kemdikbud Gambar 11.10 Al-Tahtawi
  • Sumber
  • Gambar 11.12 Muhammad Abduh
  • Gambar 11.13 Rasyid Rida
  • Tidak diperdagangkan




    Download 11.8 Mb.
    bet47/53
    Sana12.12.2020
    Hajmi11.8 Mb.
    #12895
    1   ...   43   44   45   46   47   48   49   50   ...   53

    Sumber: Kemdikbud

    Gambar 11.9 Muhammad Ali Pasya

    ada dua hal yang penting baginya, kemajuan

    Saat itu Mesir masih mempunyai sistem pendidikan tradisional, yaitu kuttab,

    masjid, madrasah, dan jami’ al-Azhar. Sementara itu ia melihat jika ia memasukkan

    kurikulum modern ke dalam lembaga pendidikan tradisional tersebut, sangat sulit.

    Oleh karena itulah, ia mengambil jalan alternatif dengan cara mendirikan sekolah

    modern di samping madrasah-madrasah tradisional yang telah ada pada masa itu

    masih tetap berjalan

    4. Al-Tahtawi


    Al-Tahtawi

    (1801-1873)

    Rifa’ah Baidawi Rafi’ Al-Tahtawi demikian

    nama lengkapnya. Ia lahir pada tahun 1801

    M di Tahta, suatu kota yang terletak di

    Mesir bagian selatan dan meninggal di Kairo

    pada tahun 1873 M. Ketika Muhammad Ali

    mengambil alih seluruh kekayaan di Mesir,

    harta orang tua Al-Tahtawi termasuk dalam

    kekayaan yang dikuasai itu. Ia terpaksa belajar

    di masa kecilnya dengan bantuan dari keluarga

    ibunya. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke

    Kairo untuk belajar di Al-Azhar. Setelah lima

    tahun menuntut ilmu, ia selesai dari studinya

    di Al-Azhar pada tahun 1822 M.

    Beberapa pemikirannya tentang pembaruan

    Islam adalah sebagai berikut.


    a. Ajaran Islam bukan hanya mementingkan soal akhirat, tetapi juga soal

    hidup di dunia. Umat Islam juga harus memperhatikan kehidupan dunia.

    b. Kekuasaan raja yang absolut harus dibatasi oleh syariat, raja harus

    bermusyawarah dengan ulama dan kaum intelektual.

    c. Syariat harus diartikan sesuai dengan perkembangan modern.

    d. Kaum ulama harus mempelajari filsafat dan ilmu pengetahuan modern agar

    syariat dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat modern.

    e. Pendidikan harus bersifat universal, misalnya wanita harus memperoleh

    pendidikan yang sama dengan kaum pria. Istri harus menjadi teman dalam

    kehidupan intelektual dan sosial.

    f. Umat Islam harus dinamis dan meninggalkan sifat statis.

    5. Jamaludin Al-Afgani

    Jamaludin lahir di Afghanistan pada tahun 1839 dan meninggal dunia di

    Istambul pada tahun 1897. Ketika baru berusia dua puluh dua tahun, ia telah

    menjadi pembantu bagi Pangeran Dost Muhammad Khan di Afghanistan. Di

    tahun 1864 ia menjadi penasihat Sher Ali Khan. Beberapa tahun kemudian, ia

    diangkat oleh Muhammad A’zam Khan menjadi perdana menteri. Dalam pada

    itu, Inggris mulai mencampuri soal politik dalam negeri Afghanistan dan dalam

    172



    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK



    Sumber: Kemdikbud

    Gambar 11.10 Al-Tahtawi

    pergolakan yang terjadi Al-Afgani memilih pihak

    yang melawan golongan yang disokong Inggris.

    Pihak pertama kalah dan Al-Afgani merasa lebih

    aman meninggalkan tanah tempat lahirnya dan

    pergi ke India di tahun 1869.

    Beberapa pemikiran Jamaludin Al-Afgani

    tentang pembaruan Islam adalah sebagai berikut.

    a. Kemunduran umat Islam tidak disebabkan

    karena Islam tidak sesuai dengan perkembangan

    zaman dan perubahan kondisi. Kemunduran itu

    disebabkan oleh berbagai faktor.

    b. Untuk mengembalikan kejayaan pada masa

    Kemdikbud

    (1839-1897)

    yang murni dan Islam harus dipahami dengan

    akal serta kebebasan.

    c. Corak pemerintahan otokrasi dan absolut harus diganti dengan pemerintahan

    demokratis. Kepala negara harus bermusyawarah dengan pemuka masyarakat

    yang berpengalaman.

    d. Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Pan Islamisme atau rasa

    solidaritas antarumat Islam harus dihidupkan kembali.

    6. Muhammad Abduh

    Muhammad Abduh dilahirkan di Mesir pada

    tahun 1849 M. Bapaknya bernama Abduh Hasan

    Khaerullah, berasal dari Turki yang telah lama

    tinggal di Mesir. Ibunya berasal dari bangsa Arab

    yang silsilahnya meningkat sampai ke suku bangsa

    Umar Ibn Al-Khattab.


    Pada tahun 1866 M, Muhammad Abduh

    meneruskan studinya ke Al-Azhar. Sewaktu

    masih belajar di Al-Azhar, Jamaludin Al-Afghani

    datang ke Mesir dalam perjalanan ke Istambul. Di

    Muhammad Abduh

    pertemuan itu, Jamaludin Al-Afghani mengajukan

    pertanyaan-pertanyaan mengenai arti beberapa ayat al-Qur’ān. Kemudian, ia

    berikan tafsirannya. Perjumpaan ini meninggalkan kesan yang baik dalam diri

    Muhammad Abduh.


    Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti



    173






    lalu dan sekaligus menghadapi dunia modern, Sumber:Jamaludin Al-Afgani

    umat Islam harus kembali kepada ajaran Islam

    Gambar 11.11 Jamaludin Al-Afgani

    Sumber: Kemdikbud sinilah Muhammad Abduh untuk pertama kalinya

    bertemu dengan Jamaludin Al-Afghani. Dalam

    Gambar 11.12 Muhammad Abduh

    Ketika Jamaludin Al-Afghani datang pada tahun 1871 untuk menetap di

    Mesir, Muhammad Abduh menjadi muridnya yang paling setia. Ia mulai belajar

    falsafat di bawah pimpinan Jamaludin Al-Afghani. Di masa ini, ia telah mulai

    menulis karangan-karangan untuk harian Al-Ahram yang pada waktu itu baru saja

    didirikan.

    Pada tahun 1877, studinya selesai di Al-Azhar dengan mendapat gelar Alim.

    Ia mulai mengajar, pertama di Al-Azhar, kemudian di Dar Al-Ulum dan juga di

    rumahnya sendiri. Di antara buku-buku yang diajarkannya ialah buku akhlak

    karangan Ibn Miskawaih, Mukaddimah Ibn Khaldun, dan sejarah Kebudayaan

    Eropa karangan Guizot, yang diterjemahkan Al-Tahtawi ke dalam bahasa Arab

    pada tahun 1857. Sewaktu Jamaludin Al-Afghani diusir dari Mesir pada tahun 1879

    karena dituduh mengadakan gerakan menentang Khedewi Tawfik, Muhammad

    Abduh yang juga dipandang turut campur dalam soal ini, dibuang keluar kota

    Kairo. Tetapi di tahun 1880 ia boleh kembali ke ibu kota dan kemudian diangkat

    menjadi redaktur surat kabar resmi pemerintah Mesir.

    Adapun ide-ide pembaruan Muhammad Abduh yang membawa dampak positif

    bagi pengembangan pemikiran Islam adalah sebagai berikut.

    a. Pembukaan pintu ijtihad. Menurut Muhammad Abduh, ijtihad merupakan

    dasar penting dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.

    b. Penghargaan terhadap akal. Islam adalah ajaran rasional yang sejalan dengan

    akal sebab dengan akal, ilmu pengetahuan akan maju.

    c. Kekuasaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang telah dibuat oleh negara

    yang bersangkutan.

    7. Rasyid Rida


    Rasyid Rida adalah murid Muhammad

    Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865

    di Al-Qalamun, suatu desa di Lebanon yang

    letaknya tidak jauh dari Kota Tripoli (Suria).

    Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan

    Al-Husain, cucu Nabi Muhammad saw. Oleh

    karena itu, ia memakai gelar Al-Sayyid di

    depan namanya. Semasa kecil, ia dimasukkan

    ke madrasah tradisional di al-Qalamun untuk

    belajar menulis, berhitung dan membaca al-



    Qur’ān. Pada tahun 1882, ia meneruskan

    pelajaran di Madrasah Al-Wataniah Al-

    Islamiah (Sekolah Nasional Islam) di Tripoli.

    Di Madrasah ini, selain dari bahasa Arab

    diajarkan pula bahasa Turki dan Perancis, dan

    di samping pengetahuan-pengetahuan agama

    juga pengetahuan-pengetahuan modern.

    Rasyid Rida



    Gambar 11.13 Rasyid Rida
    1   ...   43   44   45   46   47   48   49   50   ...   53




    Download 11.8 Mb.