BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM
ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN
Oleh :
Indah Solihah,S.Farm.,M.Sc., Apt
LABORATORIUM BIOLOGI FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI FMIPA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
TATA TERTIB
-
Sebelum menjalankan praktikum para mahasiswa harus sudah mempersiapkan diri, mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan latihan yang akan dihadapi
-
Para mahasiswa harus datang tepat waktu, sehingga pada saat praktikum dimulai semua sudah hadir di dalam ruangan praktikum. Mereka yang terlambat 10 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum.
-
Para mahasiwa dan/atau kelompok mahasiswa harus membawa semua bahan/alat yang akan diamati pada praktikum sebagai persyaratan mengikuti praktikum.
-
Para mahasiswa harus memperhatikan dengan sungguh-sungguh semua penjelasan yang diberikan oleh dosen/laboran/asisten praktikum mengenai latihan yang akan dihadapi sehingga tidak akan menemukan kesulitan dalam menjalankan praktikum.
-
Sebelum praktikum pertama dimulai, setiap mahasiswa harus menyiapkan :
-
Buku penuntun praktikum, harus dibawa setiap menjalankan praktikum
-
Buku pekerjaan atau laporan praktikum
-
Sebelum memulai ketua kelompok mengisi bon peminjaman alat dan sesudah selesai menjalankan praktikum para mahasiswa harus membersihkan alat & mikroskop, mikroskop harus dikembalikan ke sikap semula, sesuai dengan pada waktu sebelum dipakai.Mereka yang merusakan atau menghilangkan alat-alat harus lapor pada laboran/asisten praktikum.
-
Mahasiwa yang tidak hadir diharuskan untuk menyerahkan surat keterangan dari dokter atau orang tua/wali yang menerangkan tentang ketidakhadirannya. Mereka yang 1 kali tidak hadir TANPA keterangan dianggap mengundurkan diri dan namanya akan dicoret dari daftar
-
Laporan praktikum dan gambar-gambar yang dibuat oleh mahasiswa di dalam buku laporan yang telah disiapkan, tidak boleh dibawa pulang oleh mahasiswa
-
Mahasiswa dilarang membawa buku laporan praktikum Anatomi Tumbuhan dari tahun terdahulu ke dalam ruang praktikum. Jika hal itu terjadi, asisten berhak menyitanya dan mahasiswa yang bersangkutan akan dikeluarkan dari ruang praktikum.
-
Kuis diadakan pada setiap kali praktikum sebelum dimulai praktikum.
-
Responsi hanya diberikan sekali, dapat berupa teori yang berhubungan dengan praktikum saja atau teori dan praktikum secara bersama-sama termasuk praktikum susulan bagi yang sakit/izin dengan keterangan tertulis.
PENGGUNAAN MIKROSKOP
Pendahuluan
Manusia memiliki kemampuan panca indera yang terbatas, oleh karena itu banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan bantuan alat-alat. Salah satu alat yang biasa digunakan untuk membantu mata yaitu mikroskop. Dengan alat ini memungkinkan kita dapat mengamati objek dan gerakan halus yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Ada beberapa jenis mikroskop, diantaranya mikroskop monokuler (cahaya) dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop biologi dan stereo. Mikroskop biologi, penyinarannya dapat berupa sinar matahari atau lampu. Bayangan yang tampak pada mikroskop ini memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit memberi gambaran tentang tingginya. Objek yang akan diamati harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak terlalu halus, transparan maupun tidak transparan.
Mikroskop dan Komponen-komponennya
Mikroskop merupakan alat yang sederhana, kaki mikroskop dibuat berat agar mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yakni lensa objektif, okuler dan kondensor. Lensa objektif dan okuler terdapat pada kedua ujung tabung mikroskop, bisa lurus dan bisa berkepala monokuler atau binokuler. Di ujung bawah mikroskop terdapat tempat kedudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga atau lebih lensa objektif. Di bawah tabung mikroskop terdapat tempat dudukan preparat atau meja mikroskop. Sistem lensa ketiga adalah kondensor, untuk menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop. Pada mikroskop modern terdapat alat penerang yang dipasang di bagian dasar mikroskop, berfungsi untuk menerangi spesimen. Pada mikroskop yang tanpa alat penerangan, mempunyai cermin datar yang terdapat di bawah kondensor, berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari sumber cahaya luar ke dalam kondensor.
Lensa-Lensa Mikroskop
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan yang pertama yakni menemukan banyaknya struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri yang penting pada lensa objektif selain pembesarannya (misalnya 40 kali) adalah Nilai Apertur (NA) yaitu ukuran daya pisah suatu lensa objektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, yakni kemampuan lensa objektif untuk menunjukkan struktur-struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Lensa okuler berfungsi memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif. Pembesarannya berkisar antara 40 kali sampai dengan 25 kali. Kondensor berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada objek yang akan difokus sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah yang maksimal. Jika daya pisah berkurang, dua benda tampak menjadi satu dan tidak lagi nampak sebagai dua benda yang terpisah (A, B dan C).
C
B
A
Catatan : pembesaran kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik (A dan B)
Cara Menggunakan Mikroskop
-
Mencari Bidang Pandangan
-
Tariklah engsel mikroskop XSP hingga posisi penglihatan tepat (±20°)
-
Revolver diputar hingga lensa objektif perbesaran lemah (10x) tepat di bawah buluh teropong
-
Kondensor dinaikkan sampai maksimal dan diafragma dibuka selebar-lebarnya
-
Sambil melihat pada teropong, cermin digerakkan untuk menangkap sinar, hingga diperoleh bidang penglihatan yang bersih
-
Letakkan preparat yang sudah disiapkan (di tutup) di atas meja benda dengan cara dijepit
-
Putar sekrup penggerak kasar hingga didapat bayangan benda, gunakan sekrup penggerak halus untuk memperjelas
-
Mencari Bayangan Preparat
-
Lensa objektif pada perbesaran lemah (10x) diletakkan diletakkan lurus di bawah teropong
-
Gelas preparat yg berisi preparat yg akan dilihat diletakkan di atas meja benda diantara penjepit
-
Sambil dilihat dari samping, preparat diletakkan di bawah lensa objektif dengan menggunakan sekrup penggerak preparat
-
Sambil dilihat dari samping, teropong kita turunkan perlahan-lahan dengan memutar sekrup penggerak kasar hingga lensa objektif mengenai gelas penutup
-
Lihat di bawah teropong, selanjutnya dinaikkan perlahan-lahan dengan sekrup penggerak kasar. Pada suatu saat, akan terlihat bayangan preparat tersebut.
-
Apabila bayangan preparat tidak jelas, dapat diperjelas dengan perlakuan sbb:
-
Memutar sekrup penggerak halus hingga tinggi teropong tepat pada bayangan terlihat paling jelas
-
Menurunkan kondensor untuk mengurangi pemusatan sinar hingga batas-batas preparat jelas
-
Mengecilkan diafragma untuk mengurangi banyaknya sinar yang masuk
-
Jika kita ingin melihat sebagian preparat dengan perbesaran sedang (40x), dapat dilakukan tindakan sbb:
-
Sambil melihat melalui teropong, bagian preparat yg akan dilihat ditempatkan di tengah-tengah bidang penglihatan dan dicari bayangan yang paling jelas
-
Tanpa mengubah sekrup penggerak kasar atau halus, revolver diputar hingga lensa objektif perbesaran sedang (40x) tepat berada di bawah pembuluh teropong. Pada kondisi ini, tidak diperbolehkan memutar sekrup kasar
-
Lihat melalui teropong, biasanya telah terlihat bayangan samar-samar. Bayangan dapat diperjelas dengan memutar sekrup penggerak halus, menaikkan kondensor, atau memperbesar diafragma. Jika dengan memutar sekrup penggerak halus, bayangan belum terlihat berarti preparat tidak berada di tengan bidang penglihatan. Karena itu, peraturan diulangi dari perbesaran 10x, diatur lebih seksama, dan seterusnya, baru dipindahkan ke perbesaran sedang (40x)
Meja benda
Revolver
Okuler
Kepala mikroskop
Kondensor
Statif/tiang
Lensa Objektif
Buluh teropong
Diafragma
Pengatur intensitas cahaya
Alas mikroskop
Sumber cahaya
Penggerak halus
Penggerak kasar
SEL I
Tujuan :
Mengamati bentuk serta struktur sel dengan menggunakan mikroskop cahaya.
Teori Singkat :
Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup yang mampu melaksanakan suatu fungsi. Seperti halnya makhluk hidup, sel akan mengalami proses kelahiran, tumbuh dewasa dan akhirnya mati. Sel yang telah mati biasanya ditandai dengan hilangnya sitoplasma dan inti sel. Bentuk, ukuran serta struktur sel berbeda-beda. Ada sel yang berbentuk kubus, empat persegi panjang, bulat, polihedral dll. Ukuran sel berkisar dari beberapa mikron sampai puluhan sentimeter. Struktur sel dapat sederhana sampai kompleks. Yang dimaksud dengan struktur sel adalah susunan bagian dalam sel, yaitu organel-organel serta komponen lain yang menyusun sel.
-
Sel Hidup dan Sel Mati
Ada dan tidaknya inti dan sitoplasma dipakai untuk membedakan apakah sel masih hidup atau sudah mati. Sel yang telah mati akan kehilangan inti dan sitoplasma, sehingga yang tampak hanya dinding sel. Untuk meyakinkan apakah inti dan sitoplasma telah hilang seringkali sulit sebab sitoplasma dan inti tidak berwarna. Adanya plastid, zat-zat warna, berbagai macam kristal yang menyertai protoplasma, akan membantu menentukkan ada tidaknya sitoplasma.
-
Bentuk Sel
Bentuk serta ukuran sel yang bervariasi, mudah diamati karena dinding sel merupakan bagian sel yang paling mudah diamati
-
Inti (Nukleus)
Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus sel biasanya sukar dilihat di bawah mikroskop biasa, akan mudah dilihat setelah diwarnai. Hal ini disebabkan karena nukleus bereaksi terhadap zat warna, atau banyaknya zat warna yang diserap nukleus berbeda dibandingkan dengan bagian sel yang lain.
-
Plastida
Sel tumbuhan umumnya mengandung plastida, ialah organel yang berhubungan dengan sintesis dan penyimpanan makanan. Pada sel yang masih muda, plastida berukuran kecil dan tidak berwarna, sedang pada sel dewasa plastid menjadi besar. Plastid dapat dilihat dengan mudah walaupun tanpa diwarnai karena kebanyakan plastida berwarna oleh pigmennya sendiri. Kloroplas adalah plastid yang berwarna hijau karena sebagian besar pigmennya berwarna hijau. Pigmen hijau ini disebut klorofil yang sangat penting dalam fotosintesis. Kecuali klorofil, kloroplas juga mengandung pigmen-pigmen karotenoid yaitu karoten yang berwarna jingga dan xantofil yang berwarna kuning. Tetapi karena jumlahnya terlalu sedikit maka kedua pigmen yang disebutkan terakhir jarang tampak dalam kloroplas. Bentuk kloroplas umumnya bulat telur, namun pada alga seringkali bervariasi. Misalnya kloroplas pada Spirogyra berbentuk spiral, pada Zygnema berbentuk bintang. Kromoplas adalah plastid yang berwarna kuning, jingga, merah jingga dan merah. Seringkali kloroplas dan kromoplas disebut sebagai kromatofora. Kromoplas mengandung zat warna yang termasuk karotenoid yaitu xantofil yang berwarna kuning (pada bunga-bunga berwarna kuning seperti
Allamanda, Thitonia, dll). Bentuk kromoplas bermacam-macam yakni bentuk cakram, jarum bersegi-segi dll. Leukoplas letaknya tersebar pada bagian tumbuhan seperti akar dan organ lainnya yang berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Leukoplas dapat mengubah glukosa menjadi pati dan pati ini diendapkan di dalam plastida tadi menjadi butir pati disebut amiloplas. Pati tersebut diendapkan mengelilingi suatu butir awal yang dinamakan hilus atau hilum. Lapisan pati yang diendapkan pada waktu yang berlainan tidak selalu sama kadarnya. Hal ini menimbulkan garis-garis yang mengelilingi hilum tersebut (lapisan atau garis-garis itu terjadi karena perbedaan indeks refleksi cahaya). Umumnya butir pati dalam kentang adalah butir pati tunggal, yakni bila dalam satu plastid hanya ada satu hilum. Kadang-kadang dijumpai butir pati majemuk, yakni bila dalam satu plastid terdapat dua atau lebih butir pati. Letak hilum dapat di tengah (kosentris) misalnya pada kentang (Solanum tuberosum).
Cara Kerja :
-
Preparat : Empulur Singkong (Manihot esculenta)
Buatlah irisan melintang batang atau tangkai daun ubi kayu. Irisan harus tipis sekali, tidak perlu lebar. Gunakan medium air. Anda akan menjumpai sel-sel empulur berupa sel mati, sehingga tampak adalah dinding sel serta rongga sel saja, tidak terdapat nukleus, sitoplasma atau bagian-bagian sel lainnya. Gambarlah beberapa selnya. Perhatikan sel-sel yang berada di bawah atau di atasnya (sel-sel yang tidak terfokus) ikut tampak meskipun agak kabur. Sel-sel tersebut jangan digambar
-
Preparat : Sel Epidermis Bawang Merah (Allium cepa)
Pada sisi sebelah dalam yang cekung, epidermis yang berupa selaput tipis dapat dengan mudah dilepaskan dengan menggunakan pisau silet. Letakkan sepotong kecil epidermis pada gelas objek dan jaga agar jangan terjadi lipatan atau kerutan. Tambahkan satu atau dua tetes air, tutuplah dengan gelas penutup. Perhatikan di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah, gambar beberapa sel dengan bagian-bagiannya. Perhatikan nukleusnya kurang jelas dapat ditambahkan zat warna safranin O di salah satu sisi gelas penutup, sehingga medium akan terisap dan safranin O akan menggantikan air
-
Preparat Awetan : Alga Spirogyra sp.
Amatilah preparat awetan ganggang Spirogyra sp, maka anda akan jumpai kloroplas yang berbentuk spiral. Gambarlah satu sel lengkap dengan bagian-bagian sel yang anda kenali
-
Preparat : Umbi Wortel (Daucus carota)
Buatlah irisan melintang wortel, irisan harus setipis mungkin. Gunakan medium air. Amati di bawah mikroskop, akan anda lihat sel-sel parenkim yang penuh dengan kromoplas yang berisi karoten. Gambarlah dan sebutkan bagian-bagian yang dapat anda kenali.
-
Preparat : Umbi Kentang (Solanum tuberosum)
Buatlah irisan umbi kentang, kulit tidak diikut sertakan. Gunakan medium air. Anda akan melihat jaringan parenkim yang penuh dengan amiloplas. Amati butir pati tersebut. Kemudian berilah satu tetes Yodium, butir-butir pati tampak berwarna biru. Berapa macam butir pati yang anda temukan?
SEL 1
Hasil Pengamatan
SEL 2
Tujuan
Di samping mengamati bentuk serta struktur sel akan diamati pula berbagai macam zat ergastik dan struktur dinding sel berupa noktah.
Teori Singkat :
Dengan mikroskop cahaya kita tidak dapat mengamati struktur sel dengan sempurna. Organel-organel lain yang menyusun sel seperti mitokondria, aparat golgi (diktiosom), ribosom dll terlampau kecil untuk dapat dilihat. Vakuola mempunyai ukuran yang cukup besar, namun karena jernih maka akan sulit dilihat. Vakuola dapat dilihat jika di dalamnya terdapat pigmen atau zat ergastik seperti pigmen, kristal, butir aleuron dll. Pada praktikum Sel I telah kita amati berbagai bentuk sel. Pada sel-sel tumbuhan bentuk sel ditentukan oleh dinding sel. Dinding sel pada tumbuhan memiliki struktur yang kompleks dan bervariasi. Beberapa struktur dinding sel, seperti noktah, mudah diamati dengan mikroskop cahaya. Noktah merupakan bagian dari dinding sel yang tetap tipis dan dapat dijumpai baik pada dinding primer maupun sekunder. Struktur noktah bervariasi antara lain berupa noktah sederhana, noktah terlindung dan saluran noktah.
-
Pigmen
Selain pigmen yang terdapat di dalam plastid, kini kita akan amati pigmen antosianin, suatu pigmen yang terdapat di dalam vakuola. Antosianin dapat berubah warna jika pH lingkungan berubah. Antosianin berwarna merah jika pH rendah dan berwarna biru jika pH tinggi.
-
Kristal
Berbagai bentuk dan macam kristal dapat dijumpai dalam sel. Kristal-kristal bahan anorganik sering ditimbun di dalam sel, umumnya terdiri dari garam kalsium dan silika. Kristal ini merupakan hasil akhir atau hasil rekresi dari suatu pertukaran zat yang terjadi di dalam sitoplasma.
-
Aleuron
Aleuron merupakan vakuola yang berisi bahan organik seperti zat putih telur, garam dan lemak yang mengkristal. Disebut juga kristal protein.
Cara Kerja :
-
Preparat sayatan melintang : tangkai daun pepaya (Carica papaya)
Sayatlah tangkai daun pepaya setipis mungkin dengan menggunakan silet. Amati di bawah mikroskop dengan medium air. Amati kristal yang berbentuk kubus dan drus yang terdapat di dalam sel.
-
Preparat sayatan melintang: daun tua Ficus elastica
Pada daun tua, epidermis bisa berlapis 3. Disinilah terdapat sel-sel besar berisi sistolit yang terdiri atas kerangka selulosa dimana terhablur kalsium karbonat dalam bentuk alerokristal halus. Keseluruhannya berbentuk seperti sekelompok buah anggur. Sayatlahlah daun secara melintang lalu gambarlah sel-sel epidermis daun Ficus dengan salah satu sel mengandung sistolit.
-
Preparat kerokan: endokarp Cocos nucifera
Ambilah sedikit kerokan endosperma (tempurung) kelapa letakkan dalam kaca objek. Amati di bawah mikroskop dengan medium air. Amati sel sklereid. Endokarp kelapa (tempurung kelapa) terdiri dari jaringan sklereid. Jaringan sklereid terdiri dari sel-sel berbentuk bulat seperti batu yang keras (sel batu). Sel batu keras karena dindingnya tebal sekali mengandung lignin. Oleh karena itu noktah yang dibentuk terlihat sebagai saluran-saluran yang disebut saluran noktah.
-
Preparat awetan butir pati Solanum tuberosum
Amati bentuk butir pati kentang serta tunjukkan hilumnya. Berdasarkan letak hilumnya, butir pati kentang termasuk jenis apa?
SEL 2
Hasil Pengamatan :
EPIDERMIS
Tujuan :
Mengamati bentuk, struktur dan susunan sel epidermis.
Teori Singkat :
Epidermis merupakan jaringan penyusun tubuh tumbuhan paling luar yang umumnya terdiri dari selapis sel saja, berfungsi melindungi bagian dalam organ tumbuhan. Pada daun, epidermis juga berfungsi untuk mengurangi transpirasi, oleh karena itu sering kali dilapisi oleh kutikula dan lilin yang bersifat kedap air. Susunan epidermis rapat tanpa ruang antar sel, kecuali pada stomanya. Dinding luar yang berbatasan dengan udara relatif tebal. Plastid pada umumnya berupa leukoplas, hanya pada tumbuhan tertentu plastid berupa kloroplas. Bentuk sel epidermis bervariasi, ada yang seperti kubus, tidak teratur, bersegi banyak, dinding berlekuk-lekuk, ada yang dengan tonjolan, papila, trikoma dll.
-
Trikoma
Trikoma merupakan derivat epidermis. Trikoma dapat berupa sebuah sel yang sederhana, bercabang, berupa sisik atau terdiri dari beberapa sel atau deretan sel. Dapat pula terdiri dari bagian tangkai dan kepala. Trikoma ada yang bersel kelenjar ada yang tidak. Umumnya sel-sel kelenjar terdapat di kepalanya. Fungsi trikoma bermacam-macam, misalnya : pada akar untuk menghisap air dan unsur hara; pada epidermis daun untuk mengurangi transpirasi; pada kepala putik mengeluarkan zat perekat; pada biji agar mudah diterbangkan dll.
-
Stoma
Stoma merupakan celah pada epidermis, terutama terdapat pada helaian daun permukaan sebelah bawah (abaksial). Struktur terdiri dari dua sel penutup yang biasanya bentuknya berlainan dengan sel epidermis di sekitarnya. Sel penutup bisa berbentuk seperti ginjal (dikotil) atau halter (monokotil). Di dalam sel penutup terdapat kloroplas yang berfungsi dalam proses fotosintesis. Seringkali sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya berbeda dengan sel epidermis yang lain, sel-sel ini disebut sel tetangga. Bila ditinjau dari bentuk dan letak sel tetangga terhadap sel penutup maka pada tumbuhan dikotil dapatlah dibedakan tipe stomata diasitik, parasitik, anomostitik dan anisositik. Berdasarkan tinggi rendahnya letak sel penutup terhadap sel epidermis sekitarnya dikenal stoma kriptofor dan faneropor.
Cara Kerja :
-
Preparat awetan : sayatan paradermal dan melintang daun jagung (Zea mays) dalam air.
Pada sayatan paradermal akan terlihat bentuk sel epidermis segi empat panjang dengan dinding antiklinal berlekuk-lekuk. Di antara sel-sel besar terdapat sel-sel kecil yang disebut sel kerdil. Pada sel kerdil sering didapati silika dan zat gabus. Pada sayatan melintang akan terlihat sel-sel yang lebih besar dan gemuk. Sel-sel ini disebut sel buliform dan berfungsi untuk menggulung daun pada saat kekeringan. Sel-sel buliform terdapat pada epidermis atas, disini juga terdapat trikoma.
-
Preparat awetan : Stomata daun Zae mays
Amati bentuk stomata pada daun Zae mays. Tentukan jenis stomatanya berdasarkan jumlah dan letaknya dengan sel tetangga dan berdasarkan tinggi rendahnya sel penutup terhadap sel epidermis di sekitarnya.
-
Preparat awetan : Stomata daun Canna indica
Amati bentuk stomata pada daun Canna indica. Tentukan jenis stomatanya berdasarkan jumlah dan letaknya dengan sel tetangga dan berdasarkan tinggi rendahnya sel penutup terhadap sel epidermis di sekitarnya.
-
Preparat awetan : Stomata daun Asplenium nidus
Amati bentuk stomata pada daun Asplenium nidus. Tentukan jenis stomatanya berdasarkan jumlah dan letaknya dengan sel tetangga dan berdasarkan tinggi rendahnya sel penutup terhadap sel epidermis di sekitarnya.
|