c. At-Tabl³ g
At-Tabl³ g, yaitu rasul selalu meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang
disembunyikan Nabi Muhammad saw. dan tidak disampaikan kepada umatnya.
Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang
wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān, Ali pun menegaskan bahwa
“Demi Zat yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan
kecuali pemahaman seseorang terhadap al-Qur’ān.” Penjelasan ini terkait
dengan Q.S. al-Māidah/5: 67 berikut ini.
Artinya:“Wahai rasul! Sampaikanlah
apa yang diturunkan Tuhanmu
kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan
itu) berarti engkau tidak
menyampaikan amanat-Nya. dan
Allah memelihara engkau dari
(gangguan) manusia. Sungguh,
Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang kafir.” (Q.S.
al-Māidah/5: 67)
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 7.6 Ka’bah dengan jemaah yang
sedang tawaf
Kecerdasan Rasulullah saw.
Al-kisah, sehabis kaum Quraisy membangun Ka’bah bersama Rasulullah saw.,
mereka berselisih dan bertengkar antara satu suku dan suku lainnya soal siapa yang
berhak untuk meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula. Masing-masing merasa
lebih berhak daripada yang lain dan tidak ada yang mau mengalah. Kemudian, mereka
sepakat untuk mencari juru penengah. Mereka bersepakat siapa saja yang pertama kali
muncul di jalan besar, dialah juru penengahnya. Tiba-tiba mereka melihat ada seorang
yang muncul di jalan besar. Ternyata beliau adalah Rasulullah saw.
“Telah datang wahai orang terpercaya al-Am³n,” kata mereka. Kemudian, mereka
menceritakan apa yang jadi persoalan mereka selama ini. Maka, Rasulullah saw.
meletakkan Hajar Aswad di atas kain dan mengundang para pemimpin mereka untuk
memagang ujung-ujung kain itu dan diangkat bersama-sama, kemudian Rasulullah
mengambil dan meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula. Sungguh jalan keluar
dan penyelesaian yang sangat cerdas yang diperlihatkan Rasulullah saw. di hadapan
kelompok yang bertengkar. (Riwayat Imam Ahmad dan Abu Ishaq)
(Diambil dari Cermin Bening Kisah-kisah Teladan Jilid-1, Fathurrahman al-Munawwar)
d. Al-Faṭānah
Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki
kecerdasan yang tinggi. Ketika
terjadi perselisihan antara
kelompok kabilah di Mekah,
setiap kelompok memaksakan
kehendak untuk meletakkan al-
Hajār al-Aswād (batu hitam) di
atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw.
menengahi dengan cara semua
kelompok yang bersengketa agar
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 7.7 Sekelompok orang sedang mengangkat
kain dengan batu kecil di atasnya untuk diletakkan
di atas Ka’bah
semua mengangkat hingga sampai
di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw.
Aktivitas Siswa:
1. Carilah bukti-bukti sejarah bahwa rasul-rasul itu aṡ-Ṡidd³q, al-Amānah, at-Tabl³g dan
al-Faṭānah!
2. Kaitkan dengan perilaku kita sebagai orang yang beriman kepada rasul! (buat tabel
tentang perilaku kita yang termasuk kategori aṡ-Ṡidd³q, al-Amānah, at-Tabl³g dan al-
Faṭānah)
2. Sifat Mustahil
Sifat mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil
ini lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
|