Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 5.7 Suasana kegiatan ilmiah pada masa
kejayaan Islam
Sementara perkembangan Islam
pada masa Bani Abbasiyah ditandai
dengan pesatnya perkembangan
ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam
pada masa ini meliputi bidang
ilmu pengetahuan, ekonomi, ilmu
bangunan (arsitektur), sosial, dan
bidang militer.
Tentu saja kemajuan umat Islam
baik pada masa Bani Umayyah
maupun Bani Abbasiyah terjadi tidak
secara tiba-tiba. Akan tetapi, ada
penyebabnya, yaitu disebabkan oleh
faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal antara lain:
1.
2.
3.
4.
konsistensi dan istiqamah umat Islam kepada ajaran Islam,
ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk maju,
Islam sebagai rahmat seluruh alam,
Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai
kehidupan duniawi dan ukhrawi.
Faktor eksternal antara lain seperti berikut.
1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang lebih
dahulu mengalami perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Pengaruh
Persia pada saat itu sangat penting di bidang pemerintahan. Selain itu,
mereka banyak berjasa dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra.
Adapun pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam
banyak bidang ilmu, terutama filsafat.
2. Gerakan Terjemah
Pada masa Periode Klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing
dilakukan dengan giat sekali. Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan umum terutama di bidang astronomi,
kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.
Selain faktor tersebut di atas, kejayaan Islam ini disebabkan pula oleh adanya
gerakan ilmiah atau etos keilmuan dari para ulama yang ada pada Periode Klasik
tersebut, antara lain seperti berikut.
1. Melaksanakan ajaran al-Qur’ān secara maksimal, di mana banyak ayat
dalam al-Qur’ān yang menyuruh agar kita menggunakan akal untuk
berpikir.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
73
2. Melaksnakan isi hadis, di mana banyak hadis yang menyuruh kita untuk
terus-menerus menuntut ilmu, meskipun harus ke negeri Cina. Bukan hanya
ilmu agama yang dicari, tetapi ilmu-ilmu lain yang berhubungan dengan
kehidupan manusia di dunia ini.
3. Mengembangkan ilmu agama dengan berijtihad, ilmu pengetahuan umum
dengan mempelajarai ilmu filsafat Yunani. Maka, pada saat itu banyak
bermunculan ulama fiqh, tauhid (kalam), tafsir, hadis, ulama bidang sains
(ilmu kedokteran, matematika, optik, kimia, fisika, geografi), dan lain-lain.
4. Ulama yang berdiri sendiri serta menolak untuk menjadi pegawai
pemerintahan.
Aktivitas Siswa:
1. Baca sejarah Bani Umayyah, lalu jelaskan kemajuan Islam di bidang apa saja yang
dicapai pada masa itu!
2. Adakah hubungannya hasil kemajuan yang dicapai pada saat itu dengan kondisi
sekarang?
Dari gerakan-gerakan tersebut di atas, muncullah tokoh-tokoh Islam yang
memiliki semangat berijtihad dan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan,
antara lain:
1. Ilmu Filsafat
a. Al-Kindi (809‒873 M),
b. Al Farabi (wafat tahun 916 M),
c. Ibnu Bajah (wafat tahun 523 H),
d. Ibnu Thufail (wafat tahun 581 H),
e. Ibnu Shina (980‒1037 M),
f. Al-Ghazali (1085‒1101 M),
g. Ibnu Rusd (1126‒1198 M).
2. Bidang Kedokteran
a. Jabir bin Hayyan (wafat 778 M),
b. Hurain bin Ishaq (810‒878 M),
c. Thabib bin Qurra (836‒901 M),
d. Ar-Razi atau Razes (809‒873 M).
3. Bidang Matematika
a. Umar Al-Farukhan,
b. Al-Khawarizmi.
4. Bidang Astronomi
a. Al-Farazi: pencipta Astro lobe
b. Al-Gattani/Al-Betagnius
74
Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK
c. Abul Wafa: menemukan jalan ketiga dari bulan
d. Al-Farghoni atau Al-Fragenius
5. Bidang Seni Ukir
Badr dan Tariff (961‒976 M)
6. Ilmu Tafsir
a. Ibnu Jarir ath Tabary,
b. Ibnu Athiyah al-Andalusy (wafat 147 H),
c. As Suda, Muqatil bin Sulaiman (wafat 150 H),
d. Muhammad bin Ishak dan lain-lain.
7. Ilmu Hadis
a. Imam Bukhori (194‒256 H),
b. Imam Muslim (wafat 231 H),
c. Ibnu Majah (wafat 273 H),
d. Abu Daud (wafat 275 H),
e. At-Tarmidzi, dan lain-lain.
C. Tokoh-Tokoh pada Masa Kejayaan Islam
Miqdad bin Amr (ahli filsafat yang dicintai Allah dan Rasul-Nya)
Miqdad bin Amr termasuk rombongan yang pertama masuk Islam. Ia adalah
orang yang ketujuh yang menyatakan keislamannya. Dengan kejujurannya, ia rela
mendapatkan sisksaan dari kafir Quraisy. Miqdad bin Amr adalah seorang filosof dan
ahli pikir. Suatu ketika, dia diangkat Rasulullah menjadi seorang Amir di daerahnya. Ia
melaksanakan amanah itu. Dirinya pun diliputi oleh kemegahan dan puji-pujian. Hal
ini dianggapnya sebagai pengalaman pahit. Ia tidak ingin tenggelam dalam kemegahan
dan pujian. Maka, sejak itu dia menolak menerima jabatan amir.
Kecintaan Miqdad terhadap Rasulullah saw. sangat besar. Kecintaannya itu
menyebabkan hati dan ingatannya dipenuhi rasa tanggung jawab terhadap beliau.
Misalnya, setiap ada sesuatu yang membahayakan Rasulullah saw, secepat kilat ia telah
berada di depan pintu rumah Rasulullah saw. Ia menghunus pedangnya untuk membela
beliau.
Demikian Miqdad menjalani hidupnya, ia senantiasa memberikan pembelaan
terhadap Islam dan Rasulullah saw. dengan keteguhan hati yang menakjubkan dalam
membela Islam. Ia mendapat kehormatan dari Rasulullah saw., “Sungguh Allah Swt.
telah menyuruhku untuk mencintaimu dan menyampaikan pesan-Nya padaku bahwa
Dia (Allah) mencintaimu.”
(Diambil dari 365 Kisah Teladan Islam satu kisah selama setahun, Ariany Syurfah)
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
75
Sebagaimana disebutkan di atas, banyak sekali tokoh Islam yang memiliki
keahlian dalam berbagai bidang ilmu. Di sini akan dijelaskan sebagian biografi
beberapa tokoh secara singkat. Selanjutnya, tokoh-tokoh yang tidak dijelaskan
biografinya, bisa dicari melalui buku-buku lain yang membahasnya. Berikut ini
tokoh-tokoh muslim yang telah menyumbangkan karyanya untuk peradaban umat
manusia.
1. Ibnu Rusyd (520‒595 H)
Nama lengkapnya Abu Al-Walid Muhammad Ibnu
Rusyd, lahir di Cordova (Spanyol) pada tahun 520 H.
dan wafat di Marakesy (Maroko) pada tahun 595 H.
Beliau menguasai ilmu fiqh, ilmu kalam, sastra Arab,
matematika, fisika astronomi, kedokteran, dan filsafat.
Karya-karya beliau antara lain: Kitab Bidayat Al-
Mujtahid (kitab yang membahas tentang fiqh), Kuliyat
Fi At-Tib (buku tentang kedokteran yang dijadikan
pegangan bagi para mahasiswa kedokteran di Eropa),
Fasl al-Magal fi Ma Bain Al-Hikmat wa Asy-Syariat.
Ibnu Rusyd berpendapat antara filsafat dan agama
Islam tidak bertentangan, bahkan Islam menganjurkan
para penduduknya untuk mempelajari ilmu Filsafat.
Sumber: RusydKemdikbud
Gambar 5.8 Ibnu Rusyd
2. Al-Ghazali (450‒ 505 H)
Nama lengkapnya Abu Hamid al-Ghazali, lahir di
Desa Gazalah, dekat Tus, Iran Utara pada tahun 450 H
dan wafat pada tahun 505 H di Tus juga. Beliau dididik
dalam keluarga dan guru yang zuhud (hidup sederhana
dan tidak tamak terhadap duniawi). Beliau belajar di
Madrasah Imam AI-Juwaeni. Setelah beliau menderita
sakit, beliau ber-khalwat (mengasingkan diri dari
khalayak ramai dengan niat beribadah mendekatkan
diri kepada Allah Swt.) dan kemudian menjalani
kehidupan tasawuf selama 10 tahun di Damaskus,
Jerusalem, Mekah, Madinah, dan Tus. Adapun jasa-
jasa beliau terhadap umat Islam antara lain sebagai Sumber:Al-GhazaliKemdikbud
Gambar 5.9 Al-Ghazali
a. Memimpin Madrasah Nizamiyah di Bagdad dan sekaligus sebagai guru
besarnya.
b. Mendirikan madrasah untuk para calon ahli fiqh di Tus.
c. Menulis berbagai macam buku yang jumlahnya mencapai 288 buah,
mengenai taṡawwuf, teologi, filsafat, logika, dan fiqh.
|